BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Program penyerapan gabah petani oleh Badan Usaha Logistik (Bulog) Sub Divre III Bojonegoro mandek di tengah jalan. Program pembelian gabah secara langsung dari petani itu tampaknya hanyalah sekedar program.
Sebab, beberapa desa yang saat ini melakukan panen, gabahnya masih dibeli para tengkulak. Harganya pun dipermainkan. Beberapa minggu yang lalu, Bulog Bojonegoro bersama Dirjen Pertanian RI berjanji akan menyerap seluruh gabah petani yang sedang panen. Hal itu untuk menghindari permainan harga oleh tengkulak juga sekaligus penyerapan beras Bulog.
Baca Juga: Tim Sergab Mabes TNI-AD ke Bojonegoro, Minta Bulog Maksimalkan Penyerapan Gabah
"Mana, katanya akan dibeli Bulog dengan harga normal (berasnya,red)," kata salah satu petani di Kecamatan Trucuk, Yakub Jumat (13/5).
Kata dia, gabah hasil panennya telah dijual kepada tengkulak dengan harga di bawah standar. Hanya saja, ia tidak menyebutkan berapa selisihnya. Ia berharap Bulog turun tangan mengatasi hal ini, sebagaimana program yang dijanjikan, akan membeli langsung dari petani dengan harga normal.
"Katanya akan ada tentara yang berjaga di sawah saat panen. Buktinya tidak ada. Tengkulak juga masih banyak," ungkapnya.
Baca Juga: Petani di Bojonegoro Marah, Gabahnya Mau Dibeli Bulog dengan Harga Murah
Kepala Bulog Sub Divre III Bojonegoro, Efdal Marlius mengaku tidak bisa melarang tengkulak membeli gabah petani. Padahal, janjinya beberapa waktu lalu bersama Kodim 0813 Bojonegoro dan Dirjen Pertanian RI akan melarang tengkulak membeli gabah petani. "Sebetulnya program itu masih berjalan. Kita masih menunggu panen yang serentak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News