BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Dirjen Pertanian RI dan Bulog Sub Divre III Bojonegoro kembali menggalakkan pembelian gabah dari petani. Pembelian gabah langsung itu dalam rangka memenuhi target penyerapan gabah Bulog. Dirjen Pertanian dan Bulog menggandeng TNI untuk melakukan pembelian gabah di lapangan.
Sabtu siang tadi (27/8), para TNI dan petugas Bulog mendatangi wilayah yang mulai panen padi. Di antaranya Desa Temu dan Gedung Arum, Kecamatan Kanor. Kedatangan para TNI itu dalam rangka sosialisasi pembelian gabah petani untuk Bulog Bojonegoro.
Baca Juga: Tingkatkan Hasil Pertanian, Pemkab Bojonegoro Salurkan Bantuan Pupuk Subsidi dan Benih Padi
Namun, sosialisasi itu menuai protes dari para tengkulak dan petani. Sebab, pembelian gabah oleh Bulog jauh dari harga gabah saat ini. Gabah para petani dibandrol Rp 3.700 per kilogramnya (Kg) oleh Bulog. Sementara, harga gabah saat ini berkisar antara Rp 4.200/Kg sampai Rp 4.300/Kg.
"Kualitas gabah saat ini cukup bagus, jika dibeli dengan harga segitu para petani yang hancur (rugi berat). Saya sangat tidak setuju," ujar salah satu petani, Ngadiran.
Selain membeli gabah dengan harga murah, Bulog dan Dirjen Pertanian juga meminta TNI untuk mengawasi dan mengusir para tengkulak atau penebas gabah. Sebab, pembelian yang dilakukan penebas lebih mahal, sehingga para petani memilih menjual ke penebas dibanding ke Bulog.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Tanaman Tembakau Ratusan Petani di Bojonegoro Tergenang Air dan Mati
"Iki niat pe mateni wong tani (Ini niat mau membunuh orang tani)," tegas petani lainnya, Bambang.
Ia mengaku biaya kebutuhan tanam, pemupukan dan perawatan padi cukup besar. Sehingga, jika gabah dari sawah dibeli dengan harga murah maka petani bakal mengalami kerugian besar. "Dari pada dibeli dengan harga mending gabahnya ditimbun saja di rumah," paparnya. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News