DKPP Bojonegoro Imbau Petani Waspadai Musim Kemarau, Antisipasi Gagal Panen

DKPP Bojonegoro Imbau Petani Waspadai Musim Kemarau, Antisipasi Gagal Panen Sejumlah petani di Bojonegoro saat melakukan panen padi.

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro mengimbau petani untuk mewaspadai musim kemarau untuk mengantisipasi gagal panen.

Imbauan ini menyikapi rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, terkait musim kemarau di wilayah Bojonegoro yang diprediksi dimulai akhir April ini. Untuk itu, DKPP Bojonegoro mulai melaksanakan sosialisasi kepada para petani.

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia dan Pembiayaan DKPP Bojonegoro, Zainul Ma’arif, mengatakan pihaknya langsung menyosialisasikan terkait masuknya musim kemarau pada akhir bulan ini kepada para petani, mengatakan sejak BMKG mengeluarkan rilis beberapa hari lalu.

"Kita lewat petugas PPL di lapangan langsung memberikan sosialisasi ke beberapa wilayah agar tidak melakukan tanam padi di awal tahun, bagi wilayah yang tidak terdapat jaringan irigasi," ujar Zainul, Kamis (10/4/2025).

Diungkapkan, bahwa berdasarkan data BMKG, ada 23 kecamatan di Bojonegoro yang diprediksi memasuki musim kemarau pada Mei.

Adapun lima kecamatan seperti Sumberrejo, Balen, Baureno, Kepohbaru, dan Kanor, diprediksi memasuki kemarau pada April Dasarian III.

Lima kecamatan yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih awal daripada kecamatan lain di Kabupaten Bojonegoro tersebut memiliki lahan produktif mencapai 15.274 hektare.

"Harapan kami dengan adanya sosialisasi ini para petani dapat mewaspadai akan ketersedian air untuk tanaman mereka saat musim kemarau tiba. Namun banyak dari petani Bojonegoro yang sudah memanen padi karna pada bulan Maret lalu merupakan puncak masa panen," jelas Zainul.

Zainul juga mengimbau kepada penyuluh agar melakukan pendampingan terhadap para petani. Selain itu, menganjurkan petani melakukan antisipasi dengan mendaftarkan lahannya ke Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) agar mendapatkan jaminan saat mengalami gagal panen akibat dampak perubahan iklim yang tidak menentu.