JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Dinasti Presiden Soeharto berusaha menghidupkan kembali program-program orde baru melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Bali yang digelar besok (14/5) hingga Senin (16/5). Dugaan itu menguat seiring pernyataan putra Presiden kedua Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto yang memutuskan untuk dukung Ade Komarudin (Akom) di Munaslub. Tommy sebelumnya berniat maju, namun ia tak mengembalikan berkas pendaftaran ke panitia.
Dukungan ini disampaikan Tommy usai menghadiri kampanye caketum Golkar Zona III wilayah Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua di Nusa Dua, Bali, Jumat (13/5).
Baca Juga: Siapkan Atribut, Anis Galang Dukungan Jadi Calon Ketua DPD Golkar Gresik
Tidak hanya Tommy, keluarga besar Soeharto juga secara resmi memberikan dukungan kepada Ade Komarudin. Titiek Soeharto sendiri menjadi bagian dari timses Ade Komarudin.
"Keluarga sudah memutuskan mendukung Akom (Ade Komarudin)," ujar Tommy didampingi Titiek Soeharto dan dihadiri oleh Ade Komarudin.
Menurut Tommy, Ade Komarudin dipilih karena dinilai sebagai sosok yang berprestasi. Selain itu, pria yang biasa disapa Akom tersebut dinilai terbuka terhadap semua masukan yang ada.
Baca Juga: Jadi Kandidat Ketua DPD Golkar Gresik, Anha: Regenerasi Saya Sudah 4 Periode
"Ini karena Akom adalah pribadi tidak tercela dan selalu berhasil dalam setiap dinamika yang timbul. Sampai menjadi Ketua DPR. Itu adalah capaian tersendiri," ungkap Tommy.
Tommy menjelaskan, dengan sikap terbuka yang dimiliki Akom, maka ke depannya akan lebih mudah memberikan masukan tentang Golkar ke depan. Di samping itu, keputusannya memilih Akom karena menilai Akom merupakan calon yang paling siap.
"Saya lebih mendukung calon yang telah mempersiapkan diri dengan baik serta yang memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan Golkar. Atas dasar itulah kami mendukung Akom sebagai Ketua Umum Golkar," lanjut Tommy.
Baca Juga: Anggota DPRD Sidoarjo Terima Beragam Keluhan saat Reses di Kebonsari
Dia berpesan kepada Akom soal GBHN dan Repelita era Soeharto dihidupkan kembali. Dengan demikian, Indonesia bisa lebih terukur program kerjanya.
"Reformasi sekarang tidak ada, meski ada di rencana kerja pemerintah. Inilah yang harus kita kembalikan, bagaimana agar kita bisa kembalikan program kerja yang terukur," kata dia.
Sementara itu, Ade Komarudin menyebut, dukungan ini merupakan dukungan yang luar biasa.
Baca Juga: Pilkada 2024 di Kabupaten Pasuruan, Golkar Kenalkan Calon Wakil Bupati ke Masyarakat
"Ini adalah kehormatan yang luar biasa. Saya mengucapkan terimakasih dari hati yang paling tulus kepada Mas Tommy dan Mbak Titiek," ujar Ade Komarudin.
Ade Komarudin menyatakan, Partai Golkar merupakan legacy dari Presiden Soeharto. Untuk itu, menurutnya, Golkar harus kembali ke khittahnya.
"Partai Golkar harus kembali ke khittahnya. Saya yakin, partai ini akan kembali besar," tutur Akom.
Baca Juga: 3 Anggota Dewan Ditetapkan Sebagai Pimpinan DPRD Trenggalek
Di sisi lain, Fadel, Komite Etik Munaslub Partai Golkar sudah menerima 57 pengaduan lisan, 41 SMS, enam laporan tertulis dan satu temuan dugaan pelanggaran. Fadel mengatakan sejak dibentuk pada 7 Mei 2016 lalu pihaknya terus memantau sejumlah laporan yang melibatkan berbagai sumber.
"Kami jaga semua laporan agar berjalan sesuai koridor yang ada," kata Fadel. "Kami sudah bahas laporan yang ada, kemudian klarifikasi jika benar ada (temuan pelanggaran) kami diskualifikasi sesuai kode etik." imbuhnya.
Fadel menjelaskan, Sabtu, 14 Mei 2016 besok, Komite Etik akan memanggil orang-orang yang diduga melanggar kode etik dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar. Kendati demikian, Fadel menolak menyebutkan berbagai nama tersebut yang akan diklarifikasi. Ia berdalih karena ini menyangkut persoalan etika.
Baca Juga: Wardah Nafisah Pimpin Doa Deklarasi Pasangan MUDAH
"Saya panggil besok mulai pukul 10.00 Wita terkait pertemuan calon ketua umum dengan voters yang dalam kode etik tidak diizinkan," dia menuturkan.
Adapun Ketua Steering Committee atau Panitia Pengarah Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar, Nurdin Halid pada Kamis, 12 Mei 2016 telah menyebut dugaan temuan pelanggaran pada dua nama calon. "Pertemuan di Ritz Carlton yang diduga oleh tim Setya Novanto dan Grand Mulia, Ade Komarudin," katanya. (tic/mer/det/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News