JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Perpustakaan Yusuf Hasyim memiliki banyak peninggalan bersejarah bagi umat muslim di nusantara. Salah satunya adalah kitab-kitab yang ditulis KH Hasyim Asy’ari, pendiri pondok pesantren Tebuireng Jombang. Tak hanya itu, kitab-kitab yang sering digunakan KH Hasyim Asy’ari juga masih tersimpan rapi di dalam perpustakaan itu.
Deretan kitab-kitab tua itu berjajar rapi di dalam rak berukuran 2x4 meter persegi terletak di ruang paling belakang perpustakaan Yusuf Hasyim. Kitab-kitab yang sudah berumur puluhan bahkan ratusan tahun itu masih terlihat masih utuh. Meski di ujung-ujung kitab, sedikit banyak mulai dimakan hama pengerat.
Baca Juga: Haul Gus Dur di Tebuireng, Nurani Gus Dur Terasah di Pesantren
Kendati demikian, tidak ada satu lembar pun tulisan yang hilang atau sulit untuk dibaca. Seluruh goresan tinta pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) ini masih nampak terang tanpa ada satu kalimat atau ayat yang memudar. Entah apa yang menjadi penyebab kitab-kitab itu masih begituh kuat. Mungkin karena nama besar sang penulislah, membuat tulisan berbahasa arab itu malu untuk pudar.
”Ada sekitar 20 kitab tulisan tangan KH Hasyim Asy’ari yang tersimpan di perpustakaan ini. Seperti rangkuman ayat Al Quran dan Hadist. Kemudian cara menjadi santri yang benar dan beberapa kitab lainnya,” ujar Pengurus Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Lukman Hakim kepada wartawan, Kamis (9/6).
Baca Juga: Ning Inayah Wahid Sebut Gus Dur Selalu Bela Orang Lemah, Yakin Menolak Kenaikan PPN 12 %
Sebanyak 20 kitab yang ditulis tangan oleh KH Hasyim Asy’ari ini, di antaranya berisi ajaran tasawuf dan akhlak. Seluruhnya, selalu diajarkan kepada para santri yang mondok di Tebuireng. Selain 20 kitab tulisan tangan kakek Gus Dur itu, ada ratusan kitab lain yang berusia sangat tua. Kitab-kitab tersebut adalah kitab yang digunakan KH Hasyim Asy’ari selama mengajar di pesantren Tebuireng.
”Kalau peninggalan kitab yang digunakan untuk mengaji di Tebuireng ada banyak sekali. Sekitar 400 jilid yang berusia tua. Seperti Ihya Ulumuddin, Tafsir dan Hadist. Karena KH Hasyim dulu memang sangat sering mengajarkan hadits kepada santri-santrinya. Utamanya hadist dari Bukhori dan Muslim,” paparnya.
Selama ini, kitab-kitab KH Hasyim Asy’ari memang disimpan oleh pihak pondok di perpustakaan dan jarang dikeluarkan. Hal itu semata-mata hanya untuk menjaga keutuhan kitab tersebut. Mengingat, kitab-kitab itu merupakan peninggalan yang sangat berharga dan tidak ternilai.
Baca Juga: Ngaku Pelayan, Gus Fahmi Nangis saat Launching Majelis Istighatsah dan Ngaji Kitab At Tibyan
”Itu semua merupakan hasil pemikiran KH Hasyim Asy’ari, sehingga memang kita lakukan perawatan yang cukup intensif dan tidak pernah dikeluarkan. Terkecuali jika memang ada momentum tertentu, itupun sangat jarang juga,” paparnya. (ony/dio/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News