LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Para arkeolog dari Balai Arkeologi Yogyakarta kembali melakukan penelitian di Candi Kedungsari, di Dusun Kedungsari, Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir. Dalam penelitian kedua ini, mereka menemukan bata dengan ukiran gajah yang diduga peninggalan masa Majapahit, kemarin Sabtu (13/8).
Pada bata tersebut tergambarkan, seekor gajah yang sedang mendekam. Benda tersebut ditemukan di hari ke-3 sejak melakukan penelitian. Benda itu ditemukan di sebelah selatan candi di kedalaman 40 sentimeter.
“Kita temukan bata dengan lukisan gajah yang sedang mendekam,” kata Ketua tim penelitian, Heri Priswanto, Minggu (14/8).
Dengan temuan ini, kata Heri, ada indikasi di area tempat ditemukan bata tersebut merupakan pintu masuk. Hal ini mengacu pada sejumlah candi yang sudah ditemukan. Namun meski begitu, tim arkeolog masih belum menemukan pagar atau bangunan yang menguatkan indikasi tersebut.
“Dengan adanya temuan ini, memberikan informasi, pintu masuk candi berada di sebelah selatan,” kata Heri.
Saat ini batu tersebut disimpan di musem Lumajang untuk penelitian lebih lanjut. Rencananya, Tim Arkeolog melakukan penelitian hingga hari Senin (15/8). Kemudian dilanjutkan melakukan penelitian di Candu Agung Randuagung, Kecamatan Randuagung.
Heri menegaskan, Candi Kedungsari diduga kuat berdiri di masa Majapahit. Hal ini melihat dari relief yang ditemukan yang memiliki sejumlah persamaan, seperti bentuk gajah. Bahkan candi tersebut diyakini menjadi salah satu tempat yang pernah dikunjungi Hayam Wuruk.
“Candi ini bagus, karena ada relief gajah. Ada kaitannya dengan sejarah majapahit,” terangnya.
Penelitian di Candi Kedungsari sendiri mulai dilakukan pada awal 2015 lalu. Candi ini berdiri di area seluas 2,5 x 2,5 meter pesergi. Candi ini hanya berbentuk pondasi saja. Dalam penelitiannya, tim arkeolog hanya menemukan ornamen bangunan saja.
“Yang kita temukan masih ornamen-ornamen saja,” tukasnya. (ron/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News