SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Omzet penjualan ikan asap, di kawasan kampung Bulak menurun, sejak ‘dijaga’ Satpol PP.
“Dulu enak sebelum ada satpol PP, aman-aman aja. Sekarang tiap hari disambangi Satpol PP, banyak pembeli yang takut, jadi omset juga menurun,” keluh Sulastri, satu penjual ikan asap.
Baca Juga: Apa Kabar Sentra Ikan Bulak Surabaya? Tetap Nyaris Tak Ada Pembeli
Maklum mereka menempati lokasi ‘ilegal’, sebab Pemkot sudah menyediakan tempat representatif, yaitu Sentra Ikan Bulak, yang bisa ditempati secara gratis.
Dan, lokasi jualan yang ditempati saat ini, sebelumnya sudah digusur Satpol PP, Juni lalu. Namun, pedagang ikan asap tetap bersikeras berjualan di lokasi gusuran itu, dan tidak mau pindah ke SIB karena berbagai macam alasan.
Maya (31) pedagang lain, sudah 2 tahun berjualan ikan asap, mengaku lebih memilih berjualan di tempat yang sekarang daripada di SIB.
Baca Juga: Peringati Hari Peduli Sampah, Presiden Jokowi akan Kunjungi Kampung Bulak Surabaya
“Kejauhan kalau ke SIB. Nggak ada yang ngurus anak ngaji dan sekolah. Kalau di sini kan enak, dekat,” jelas Maya. “Kalau di SIB Cuma dapat Rp 50 ribu, itupun kalau hari Minggu. Sehari juga pernah tidak dapat apa-apa. Sedangkan kalau di sini, bisa dapat Rp 500 ribu sehari,” tambah Maya.
Begitupun alasan Sulastri (44). “Kita itu nggak mau ke sana (SIB), tapi disuruh pindah ke sana terus. Mereka cuma nyuruh pindah tapi gak mau tahu laku apa gak-nya,” keluhnya.
Dia pernahmencoba berjualan di SIB selama 2 bulan, tetapi sering tidak mendapatkan penghasilan di setiap harinya.
Baca Juga: Pedagang di SIB Diabsen, Tak Jualan Sebulan akan Disuruh Pindah
Sementara di tempat ‘ilegal’ ini, pembeli ramai di sore hari, saat tidak ada Satpol PP di sekitaran tempat para pedagang ikan asap.
Suhadi salah satu pembeli ikan asap, mengaku sering membeli ikan asap di tempat ini karena jarak tempuh dekat dari rumah. “Saya ke sini karena jaraknya dekat. Kalau SIB nggak jauh, saya memilih kesana. Toh di sini juga tidak mengganggu lalu lintas,” papar Suhadi.
Karena SIB lokasinya di ujung jalan, dan banyak jalan putar baliknya, Suhadi lebih memilih membeli ikan asap di tempat ini.
Masih ada sekitar 6 penjual ikan asap yang berjualan di satu lokasi, yaitu di dekat bekas tempat pengasapan ikan yang sudah digusur. Para pedagang membuat tempat berdagang dengan terpal sebagai atap. Dan menata meja membentuk huruf U untuk memudahkan pembeli memilih ikan. Ikan yang dijual mulai dari ikan Keting, Manyung, dan jenis ikan laut lainnya.(mega melati/UTM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News