SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Penguatan akses pembiayaan melalui perbankan bagi industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu upaya pemerintah pusat maupun daerah guna menghadang imbas ekonomi global yang tidak bisa diprediksi. Pemerintah sendiri telah menyiapkan lebih dari Rp 1 triliun untuk dana bergulir.
"Dengan akses perbankan, alasan UMKM kesulitan modal bisa diatasi. Mereka bisa tetap tumbuh dan kinerja yang terus terpantau untuk menstabilkan ekonomi nasional maupun daerah dan tahan krisis," jelas Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, saat menghadiri acara penyerahan dana bergulir Loan Agreemen, di gedung Bank Jatim, Surabaya, Sabtu (10/9/2016).
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Ditambahkan Puan, pemerintah telah menyiapkan lebih dari Rp 1 triliun untuk dana bergulir Loan Agreement melalui Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LDPB) di tahun 2016 ini. Pernyataan ini diamiin langsung Menteri Koperasi dan UMKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
"Dana itu telah diberikan sebagai pinjaman dengan bunga 0,2 persen per bulan. Kami melihat potensi UMKM sangat besar dan kami ajukan lagi ke APBN untuk dana bergulir ini naik menjadi lebih Rp 2 triliun," tambah Puspayoga. Dijelaskannya, UMKM memiliki peran penting untuk pengembangan ekonomi kerakyatan.
Terbukti di tengah krisis, seperti krisis moneter tahun 1998 yang pertumbuhan ekonomi minus hingga belasan persen, dalam lima tahun, UMKM berhasil membebaskan Indonesia dari pertumbuhan ekonomi yang minus itu.
Baca Juga: Ramai Pengunjung, Kepo Market Sukses Gelar Bazar UMKM
Saat ini dengan kondisi ekonomi global yang tidak bisa diprediksi, kami lakukan penguatan dengan menggandeng bank," paparnya. Saat ini bank, kata Puspayoga, sudah memiliki kebijakan pengetatan pemberian kredit usaha yang bisa menjadi seleksi bagi UMKM penerima bantuan dana bergulir yang bisa mengembalikan secara tepat waktu.
Sementara, Gubenur Jawa Timur Soekarwo yang turut hadir dalam acara itu menyebutkan, hingga Agustus 2016 jumlah UMKM mencapai 6,8 juta dengan kontribusi sebesar 54,98 persen dari PDRB Jatim yang mencapai Rp 903,01 triliun.
"Kondisi ekonomi global yang terseok-seok tidak diakui oleh UMKM Jatim. Karena mayoritas atau 93 persen, pasarnya domestik. Dan itu sangat mendukung pertumbuhan ekonomi Jatim yang mencapai 5,5 persen lebih tinggi dibanding nasional," pungkas Pakdhe Karwo panggilan akrabnya.(sryol/dio)
Baca Juga: Forum Komunikasi Koperasi Wanita Sidoarjo Deklarasi Siap Menangkan Paslon SAE
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News