JAKARTA, BANGSAOONLINE.com - Jargon Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai wong cilik kini sudah berubah menjadi anti wong cilik. Inilah yang dirasakan konstituen PDIP di Jakarta setelah partai pimpinan Megawati Soekarnoputeri ini secara resmi mengusung pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, Selasa, 20 September 2016. Maklum Ahok dikenal sebagai gubernur penggusur rakyat kecil.
Seperti dilansir Tempo.co, keputusan ini menimbulkan kekecewaan dari sejumlah pihak, tak terkecuali warga Ibu Kota.
Baca Juga: Politikus PKS Suswono Dianggap Hina Nabi, Yenny Wahid: Rasulullah Bukan Pengangguran
Warga Jakarta yang kecewa menyebutkan keputusan Megawati Soekarnoputri menunjuk pasangan inkumben itu sudah mengkhianati jutaan mimpi rakyat miskin. Mereka mengklaim terancam hidupnya karena program penggusuran yang dicanangkan oleh Ahok saat menjabat selama ini.
"PDIP mengkhianati kami yang sejak awal mendukung PDI Perjuangan dan berharap tidak mendukung Ahok. Keputusan ini memperjelas bahwa PDI Perjuangan menjadi partai anti wong cilik,” kata Deni Aryanto, Ketua RT 04 Guji Baru, Jakarta Barat, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 20 September 2016.
Deni berujar, PDI Perjuangan justru seakan melupakan bahwa kemenangan yang dicapai dalam pemilu legislatif dan Pemilu Presiden lalu berkat dukungan segenap basis tradisional, yang selama ini justru menolak kepemimpinan Ahok sebagai gubernur.
Baca Juga: Khofifah Kembali Dinobatkan sebagai 500 Muslim Berpengaruh Dunia 2025
"Dengan mendukung Ahok, PDIP telah menjual harga dirinya sebagai partai dan lebih memilih kepentingan pemodal yang merusak tatanan hidup masyarakat miskin Jakarta,” kata Deni.
Penolakan juga datang dari Ketua RW 09 Rawa Badak Selatan Jakarta Utara, Jones Naibaho. Ia mengaku sebelumnya tergabung dalam basis akar rumput PDIP. Jones mengatakan akan mencabut seluruh dukungan yang selama ini telah diberikan setelah keputusan PDIP mencalonkan Ahok kembali.
"Kami siap melawan keputusan dan keluar dari partai demi prinsip dan komitmen tersebut," katanya.
Baca Juga: Dukung Bumbung Kosong di Pilkada Gresik 2024, Bagus: Saya Ikuti Omongan Bu Mega Malah akan Disanksi
Kekecewaan juga diungkapkan Sugianto selaku warga PDIP yang juga koordinator Warga Tanah Merah Jakarta. Kekecewaan kader banteng itu – seperti dikutip merahputih.com - ditumpahkan kepada mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
"Saya sudah tiga kali mendatangi kantor DPP di Jalan Diponegoro, memohon kepada bunda Mega untuk tidak merekomendasikan Ahok untuk Cagub DKI Jakarta. Kami sangat kecewa," kata Sugianto selaku koordinator Warga Tanah Merah Jakarta Utara kepada awak media di kediaman Anies Baswedan, Jalan Lebak Bulus II, Jakarta, Rabu (20/9).
Kedatangan warga guna menyampaikan aspirasi pun mendapat sambutan hangat Anies. Dengan senyum khasnya, ia mengatakan sangat senang mendengarkan cerita masyarakat.
Baca Juga: Mengingat Kembali Deklarasi Ciganjur, Pentingnya Menjaga Konstitusi dan Kedaulatan Rakyat
"Ada banyak aspirasi. Izinkan saya untuk lebih banyak mendengar supaya lebih efisien dengan apa yang akan saya sampaikan," timpal Anies Baswedan.
Meski demikian, ketika ditanya mengenai partai yang akan mendukung dirinya maju, Anies kembali tersenyum. "Saya belum tahu. Belum ada pembahasan juga. Tunggu saja. Saya tidak bisa komentar sekarang," pungkas dia. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News