JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Meski induk partainya mengusung Agus Harimurti-Sylviana Murni, Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul justru menyayangkan hal itu dilakukan Demokrat. Menurut Ruhut, Agus adalah sosok perwira menengah di TNI yang sangat cemerlang.
"Agus itu anggota TNI cerdas, jenius, tapi sayang gara-gara ambisi partai dia maju di politik," ujar Ruhut.
Baca Juga: Politikus PKS Suswono Dianggap Hina Nabi, Yenny Wahid: Rasulullah Bukan Pengangguran
Ruhut juga menolak pernyataan bila di rezim Jokowi karier Agus Yudhoyono bakal mati. Menurutnya hal itu adalah fitnah yang tidak mendasar.
"Saya pernah ketemu empat mata sama Pak Jokowi. Pak saya titip adik saya di TNI, tolong kariernya jangan dihambat. Dia namanya Agus Harimurti, Pak Jokowi bilang oh iya ya. Katanya dia memang bagus. Pak Jokowi itu presiden baik. Karena kehendak Tuhan dia jadi presiden jadi sangat memfitnah presiden kita yang baik," ujar Ruhut.
Ruhut juga menyayangkan sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menginginkan putra pertamanya terjun di dunia politik dan maju di Pilgub DKI. Menurut Ruhut, SBY pernah pidato agar anggota TNI dan Polri jangan tergiur jadi gubernur.
Baca Juga: Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Rencanakan RPP Tata Ruang Wilayah Nasional
"Ingat tidak pidato Pak SBY kepada calon taruna, nah jadi sekarang anaknya disuruh mundur dari TNI melamar jadi cagub DKI. Nah ini gara-gara pembisiknya itu bos," ujar Ruhut.
Mantan Jubir Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku dirinya tetap mendukung Ahok-Djarot di Pilgub DKI. "Aku sekali Ahok tetap Ahok. Titik," ujar Ruhut Sitompul.
Sementara Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin menegaskan PBNU belum ada sikap resmi soal dukungan terhadap pasangan cagub-wagub di Pilgub DKI. Hal ini diungkapkannya terkait pernyataan Ketua tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang juga salah satu ketua PBNU, Nusron Wahid, bahwa warga NU di Jakarta lebih memilih Ahok dibandingkan bakal calon gubernur lain.
Baca Juga: Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024
"Tidak benar kalau ada yang bilang PBNU mendukung salah satu calon. Jadi jangan asal mengklaim didukung nahdliyin," kata Maruf Amin, Jumat (23/9).
Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini mengakui memang ada beberapa calon kepala daerah yang meminta restu kepada PBNU. Namun demikian bukan berarti organisasi Islam terbesar di Indonesia itu otomatis memberi dukungan.
Menurutnya, PBNU memiliki kriteria dalam memilih pemimpin. Sikap NU dalam memilih pemimpin non-muslim, mengacu pada hasil Muktamar 1999 di Lirboyo Kediri.
Baca Juga: Kehilangan 9 Kursi DPRD DKI Gegara Musuhi Anies, PDIP Bakal Dukung Anies dalam Pilgub DKI?
Saat itu, ulama merumuskan salah satu syarat dibolehkannya memilih pemimpin non-muslim, adalah jika tidak adanya calon pemimpin muslim yang adil. Hukum kemudian menjadi dhorurot, memilih non-muslim karena paksaan keadaan maka dibolehkan.
"Yang menjadi kriteria pemimpin adalah yang muslim jujur dan adil. Kalau tidak ada maka dibolehkan memilih pemimpin non-muslim asalkan memiliki sifat jujur dan adil," jelasnya. (rol/mer/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News