JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Mantan Anggota DPR RI Ahmad Yani memprediksi, Pilgub DKI Jakarta 2017 hanya akan diperebutkan oleh dua pasangan saja.
Menurutnya, pusaran pertarungan akan berlangsung sengit antara pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno melawan Agus Harimurti-Sylviana Murni.
Baca Juga: Politikus PKS Suswono Dianggap Hina Nabi, Yenny Wahid: Rasulullah Bukan Pengangguran
“Pilkada DKI ini akan berlangsung ketat. Tapi, pertarungan bisa dibilang hanya persaingan antara pasangan Anies-Sandi versus Agus-Sylvi,” kata Yani.
Sedangkan peluang petahana Ahok, menurut Yani, sudah tamat. Mengingkat elektabilitas Ahok yang terus merosot hingga di bawah angka 50 persen.
“Sebagai petahana, survei terakhir memperlihatkan elektabilitas Ahok yang di bawah 50 persen sulit ditolong, dia sudah game over. Hampir mustahil untuk di-rebound,” katanya.
Baca Juga: Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024
Yani menilai, kekecewaan dan kemarahan warga Jakarta terhadap kepemimpinan Ahok sudah klimaks. Hal itu semakin diperkuat hasil simulasi survei terakhir.
Baru-baru ini, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha menjelaskan, elektabilitas calon petahana Ahok berada di angka 40,77 persen. Sedangkan duet Anies-Sandi terus menanjak mendekati petahana, yaitu di angka 36 persen.
Sementara, dua pasangan lain Agus-Syilvi sebelumnya belum masuk ke bursa survei jika diduetkan.
Baca Juga: Kehilangan 9 Kursi DPRD DKI Gegara Musuhi Anies, PDIP Bakal Dukung Anies dalam Pilgub DKI?
“Ini akan sangat sengit, persaingannya hanya dua paslon lain yakni Anies Vs Agus. Keduanya memberikan pilihan alternatif bagi warga Jakarta yang sudah muak dengan Ahok,” tegas mantan kolega Ahok di Komisi III DPR RI itu.
Dijelaskan Yani, penyebab lain Ahok ditinggal masyarakat karena selama duduk di kursi DKI-1 menggantikan Jokowi, Ahok kerap melakukan kebijakan kontraproduktif.
“Program unggulan yang akan membangun kampung deret, mana? Koar-koar bersih tidak korupsi, tetapi Pemprov DKI dapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK dalam tiga tahun berturut-turut,” beber Yani.
Baca Juga: Wacana Reshuffle Menguat, MA Dinilai Layak Masuk Kabinet, Risma Lebih Pas Maju Pilgub DKI
Selain itu, Yani juga menyebut gaya kepemimpinan Ahok yang selama ini berlaga seperti penguasa otoriter juga menambah alasan kekesalan pemilih hak suara di DKI.
“Komunikasi Ahok dengan DPRD yang sangat buruk, orang yang rasional akan menganggap sebagai tanda Ahok tidak cakap dalam memimpin. Ingat, tanpa kerjasama yang baik dengan legislatif, mustahil Pemda DKI bisa memperbaiki manajemen pengelolaan keuangan. UU kita jelas mengamanatkan eksekutif dan legislatif wajib bersama-sama, tidak bisa semau-maunya jalan sendiri,” tegas politisi PPP ini.
Sementara itu, keputusan poros Cikeas untuk mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sylviana Murni sempat menuai kontroversi. Ada yang menuding ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono pilih kasih, dan mengesampingkan adiknya Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang merupakan seorang politikus.
Baca Juga: Dampak Pilgub Jakarta Tidak Signifikan di Jatim
Tudingan membuat Agus angkat bicara. Dia meminta masyarakat tidak membesar-besarkannya. Pria yang mengakhiri karier militer dengan pangkat mayor ini mengaku usungan dari keempat partai yang berkumpul di Cikeas itu merupakan takdir.
"Kita tidak pernah tahu keputusan yang akan kita ambil buat hidup kita. Hari ini saya berseragam (TNI) besok di KPUD, hari ini pimpin pasukan, besok sama Mpok Sylvi. Saya pikir ini garis tangan yang jatuh kepada saya," kata Agus dalam jumpa pers di Cibubur, Jawa Barat, Senin (3/10).
Agus menduga ada yang mencoba memperkeruh hubungannya dengan adiknya itu karena lebih dipilih sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Namun, dia menegaskan hubungannya dengan Ibas baik-baik saja dan Ketua Bappilu Partai Demokrat tersebut mendukung pencalonannya sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta.
Baca Juga: Anies-Sandi Menang, Wanita Ini Siap Tepati Janji Potong Payudara, Ruhut Janji Potong Kuping
"Ada yang coba bentrok-bentrokin saya dengan adik saya Insya Allah tidak terjadi, saya sayang dengan adik saya, dia juga sayang saya, dia juga dukung saya. Saya bersyukur keluarga saling support," ujarnya.
Saat keempat partai pengusung sepakat mengusungnya, Agus Yudhoyono menjabat sebagai Danyonif Mekanis 203/Arya Kemuning dengan pangkat Mayor dan harus mengundurkan diri sebagai salah satu syarat pencalonan Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan, Ibas telah berkecimpung di dunia politik lewat Partai Demokrat.
Kongres II Partai Demokrat di bulan Mei 2010, Ibas dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal untuk mendampingi Ketua Umum Terpilih Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Penunjukan tersebut menjadikannya sebagai Sekretaris Jenderal partai politik termuda di Indonesia. Saat ini, Ibas menjabat sebagai Ketua Bappilu Partai Demokrat sekaligus merangkap Ketua Fraksi Demokrat. (mer/rmol/lan)
Baca Juga: Siapkan Konferensi Pers '#Ba2ukiDjarotMenang', Ahok-Djarot Ucapkan Selamat pada Anies-Sandi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News