JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Ulama dan kiai dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur mengadakan pertemuan di kediaman KH Hafidz Ma’shum di Kabupaten Jombang, Minggu (16/4/2017) siang.
Pertemuan ini dalam rangka menyikapi perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Selain itu, para ulama dan kiai ini membahas konflik dua kubu DPP PPP. Baik kubu Romahurmuzy (Romy) ataupun Djan Faridz.
Baca Juga: Serap Aspirasi Masyarakat, Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto dari Fraksi PPP Gelar Reses
Dalam pantauan Bangsaonline, saat pertemuan berlangsung, KH. Mundzir Cholil, Ulama PPP dari Pamekasan mengatakan, pertemuan para tersebut digelar sebagai respon atas kekecewaan terhadap sikap dan keputusan pengurus DPP PPP terkait Pilkada DKI. Itu karena keputusan pimpinan partai tersebut menyatakan dukungan kepada calon pemimpin non-muslim.
Keputusan tersebut dinilai telah menyimpang dari mandat dan amanat Partai berlambang Ka’bah itu.”Kami semua keluarga besar PPP merasa prihatin terhadap terjadinya konflik-konflik kubu DPP PPP yang berkepanjangan. Yang jelas telah merusak jalan ukhuwah terlebih kedua belah kubu telah menyatakan dukungan dengan mengatasnamakan DPP PPP pada salah satu pasangan calon gubernur no-muslim DKI Jakarta, yang sangat tidak sesuai dengan misi dan perjuangan PPP. Ini telah menyakiti hati umat Islam,” katanya.
Sementara itu, KH Hafid Ma’shum menyatakan, setelah mendengar pendapat dari para ulama dan kiai dalam pertemuan tersebut, dihasilkan keputusan yang disepakati bersama untuk mendukung keputusan muktamar NU ke XXX Lirboyo di Kabupaten Kediri tentang kepemimpinan yang memutuskan tidak boleh memilih pemimpin non-muslim.
Baca Juga: Optimis Bangkit di Pemilu 2029, PPP Tanggalkan Stigma Parpol Kalangan Tua
“Dalam memilih pemimpin, kami mendukung hasil keputusan muktamar NU di Lirboyo Kediri tentang kepemimpinan, yang memutuskan tidak boleh memilih pemimpin non-muslim,” ujar KH. Hafidh Makshum.
Menurutnya, ia juga ingin PPP sesuai dengan amanat Partai sebagai Partai Islam. “Ini juga sesuai dengan amanat Partai. Jadi, kami juga mendukung sikap dan keputusan para senior dan kader partai di Jakarta yang memutuskan tidak memilih pemimpin non-muslim,” imbuhnya.
Terkait konflik internal, Kiai Hafid membeberkan, para ulama sepakat untuk dilakukan langkah taktis penyelamatan partai. “Memohon kepada Mahkamah Partai, Majelis Syari’ah, Majelis Pertimbangan DPP PPP untuk melakukan langkah cepat dan taktis dalam rangka penyelamatan Parta,” jelasnya.
Baca Juga: Politikus PKS Suswono Dianggap Hina Nabi, Yenny Wahid: Rasulullah Bukan Pengangguran
Selanjutnya, forum tersebut menghimbau kepada warga PPP baik struktural maupun kultural agar memperkuat komitmen untuk menjaga khittah perjuangan partai dan marwah partai.
“Kami, keluarga besar PPP juga menyerukan kepada kaum muslimin, terutama warga PPP agar memperbanyak Istighasah untuk keselamatan agama, bangsa dan Negara,” tandasnya.
Rencananya, hasil pertemuan tersebut akan disampaikan ke DPP PPP.
Baca Juga: Warga Jetis Ucapkan Janji Setia untuk Menangkan Pasangan Mubarok
Hadir dalam kesempatan tersebut, KH. M. Nashiruddin Qodir (Tuban), KH. Suyuthi Thoha (Banyuwangi), KH. Mizan Basyari (Madiun), KH. Abdul Wasik (Surabaya), KH. Qudsi Qahid (Madura), Wakil Bupati Jombang, Munjidah Wahab, serta kiai lainnya. (rom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News