Sidoarjo-BANGSAONLINE
Angin puting beliung disertai hujan deras terjadi singkat sekitar 2 menit,
namun menakutkan warga Desa Katerungan, Krian, Rabu sore (12/3). Menakutkan
warga karena angin berputar-putar menimbulkan suara keras layak hendak kiamat,
dari arah barat dan arah selatan, tumbangkan pepohonan hingga melintang
kejalan.
Dua pohon besar tumbang. Pohon Ambar berdiameter 2 meter tumbang di Jalan
Raya barat rel kereta api menuju Rumah Potong Hewan (RPH) Krian. Untung saja
pohon yang rimbun daunnya itu tak menimpa warung-warung PKL (Pedagang Kaki
Lima) yang sebagian besar berjualan es kepala muda disepanjang jalan tersebut.
"Pohon Ambar itu ambruk pelan-pelan kejalan, untung
saja tak menimpa warung kami. Saat itu, nyaris ada mobil berpenumpang suami
isteri dan anak kecil tertimpa pohon, untung hanya kena pucukan daun. Kalau
kena batangnya kemungkinan tertimpa," ujar Ny. Sumarni pemilik warung es
kepala muda, Kamis (13/3).
Sementara ditambahkan Supadi, penjual bakso yang mempunyai stan disitu, bahwa
terjadinya angin kencang sekitar pukul 16.30 WIB.
"Kejadiannya hanya sekitar 2 menit. Namun cukup
menakutkan. Melihat angin mutar-mutar dari barat dan selatan hingga pohon Sono
yang berjajar itu pun rantingnya banyak yang patah. Wow kalau sampean disini
kemarin, saya yakin langsung ndempis (jongkok) ketakutan,"tutur Supadi.
Robohnya pohon Ambar ke jalan membuat macet lalu-lintas. Selain pohon Ambar,
barat perempatan rel pohon Asam juga tumbang. Sedikit mengenai warung milik
Sakera. "Supaya pohon Ambar tidak menghalangi jalan. Warga setempat gotong
royong memotong ranting-ranting dan daun yang melintang kejalan. Sekitar jam
20.00 WIB baru selesai. Sedangkan pohon Asam dievakuasi dengan menggunakan
gergaji mesin hingga larut malam," ujar Supadi, menambahkan kemacetan
lalu-lintas diwilayah Krian cukup lama.
Sementara dekat tumbangnya pohon Ambar juga ada tiang PJU (Penerangan Jalan
Umum) yang melengkung ke jalan, nyaris roboh. Diharapkan Dinas Pertamanan dan
Kebersihan (DKP) Sidoarjo yang menangani PJU segera memperbaikinya.
Angin kencang dan berputar-putar tersebut juga disaksikan ibu-ibu yang sedang mengantar
anaknya belajar mengaji di Masjid Lingkungan TK/SD Muhammadiyah depan RHP
Krian.
"Angin berputar-putar kayak hendak kiamat. Anak-anak
yang sedang mengaji pada ketakutan dan menangis. Sambil ketakutan, anak-anak
serta ustadz dan ustadah membimbing untuk Adzan. Yang lain, membaca doa dan
mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar," tutur Ny. Diah walimurid
SDN Krian IV yang mengantar anaknya mengaji.
Ny. Diah menambahkan, bahwa waktu kejadian itu, ibu-ibu pada menelepon suaminya
untuk dijemput. Karena ibu-ibu dan anaknya pada ketakutan. "Selain gelap
gulita karena listrik padam. Ibu-ibu dan anaknya masih trauma melihat angin
kencang seperti terjadi sunami atau hendak kiamat,"pungkasnya. (dar)







