Jelang HSN, IPNU-IPPNU Ngaji di SMAN 1 Jombang

Jelang HSN, IPNU-IPPNU Ngaji di SMAN 1 Jombang Hj. Munjidah Wahab di acara Jumat Bahagia di SMAN 1 Jombang.

JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Menjelang peringatan (HSN) 22 Oktober besok, Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Jombang menggelar kegiatan Jumat Bahagia di SMAN 1 Jombang, Jumat (21/10) pagi. Acara ini digelar sebagai puncak rangkaian kegiatan tengah semester yang dilaksanakan sejak Senin (17/10) lalu.

“Kami mengapresiasi kegiatan ini untuk memberikan nilai plus bagi siswa-siswi kami,” ujar Kepala Sekolah SMAN 1 Jombang, Nurhidayat. Dia berharap kegiatan ini memberikan dampak positif bagi seluruh siswa.

Baca Juga: Resepsi Hari Santri Nasional 2024, PCNU Tuban Sukses Gelar Haul Masyayikh dan PCNU Award 2024

Acara yang digelar di lapangan ini diikuti oleh semua siswa SMAN 1 Jombang. Dimulai dengan pembacaan istighatsah dan tahlil yang dipimpin Mukani, guru agama Islam di SMAN 1 Jombang. Kemudian dirangkai dengan shalawat Nabi oleh Group Seribu Rebana.

Hadir sebagai penceramah adalah KH. Nur Habibillah dan wakil bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab. Saat menyampaikan tausiyah, Hj. Munjidah Wahab lebih banyak mendorong peserta untuk bergaul yang sehat.

Perempuan yang juga ketua PC Muslimat NU Jombang ini menjelaskan makna santri. “Seorang santri tidak hanya yang menimba ilmu di pesantren, tapi di sekolah sini juga santri namanya,” bebernya. Definisi ini, lanjutnya, karena para siswa juga calon-calon pemimpin umat Islam di masa mendatang. “Karena itu, giatlah belajar untuk meraih cita-cita,” pintanya.

Baca Juga: Sholawat Kebangsaan di Bangkalan, Habib Syekh Apresiasi Kepemimpinan Khofifah di Periode Pertama

Sebagai Kota Santri, imbuhnya, Jombang punya tiga pahlawan nasional. Ini tidak ditemukan di daerah-daerah lain. Ketiganya adalah KH. HasyimAsy’ari, KH. Wahid Hasyim dan KH. Wahab Hasbullah.

“Di samping pendiri NU, beliau-beliau memberi komando kepada para santri untuk berjuang merebut kemerdekaan dari Belanda,” ujarnya. Puncaknya adalah pada peristiwa resolusi jihad fi sabillah pada tanggal 22 Oktober 1945 silam. “Tanggal inilah yang sekarang diperingati sebagai hari santri nasional (HSN),” ujarnya.

Agar ke depan lahir santri yang cerdas, berkualitas dan ber-akhlaqulkarimah, Hj. Munjidah memotivasi peserta untuk giat belajar. “Juga bergaul cari teman yang baik, jangan sampai ikut-ikutan pergaulan negatif, apalagi sampai terlibat penyalahgunaan narkoba, karena itu dilarang oleh agama dan negara,” ujar putrid pendiri NU KH. Wahab Hasbullah ini.

Baca Juga: Labelisasi, Upaya LTM PCNU Sumenep Amankan Aset Masjid NU

Sedangkan KH. Nur Habibillah lebih banyak membahas parahnya pergaulan remaja saat ini. Dia mendorong siswa memahami pentingnya menjaga hubungan yang sehat, tidak terjebak kepada pergaulan bebas. “Terutama dalam memilih teman di masa sekarang, bisa-bisa terjerumus kepada pergaulan yang rusak,” ujarnya.

Pada kesempatan ini kiai berbadan gemuk tersebut juga mengajak peserta untuk mengucapkan ikrar santri. Isinya adalah tidak akan melakukan hubungan layaknya suami istri sebelum pernikahan. “Karena itu sangat dilaknat dalam ajaran Islam,” imbuhnya.

Ditemui usai acara, ketua PC IPPNU Jombang Qurrotul Aini menjelaskan bahwa kegiatan Jumat Bahagia digelar tiap Jumat pagi di sekolah-sekolah seluruh Jombang. “Tempatnya bergiliran dan berpindah-pindah dari satu sekolah ke sekolah lainnya,” ujarnya.

Baca Juga: Napak Tilas Jejak Santri, Ratusan Banser di Jombang Kirab Merah Putih 300 Meter

Perempuan bertubuh mungil ini mengaku bahwa tujuan kegiatan Jumat Bahagia adalah untuk menanamkan nilai-nilai bathiniyah, tidak cuma dzahiriyah. “Caranya dengan pembacaan shalawat Nabi dan istighatsah ini,” pungkasnya. (rom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO