Tim Advokasi Karyawan Semen Indonesia Laporkan Pembuat Selebaran Provokatif

Tim Advokasi Karyawan Semen Indonesia Laporkan Pembuat Selebaran Provokatif Tim advokasi Serikat Karyawan Semen Indonesia dan Serikat Karyawan Semen Gresik usai melapor ke SPKT Polda Jateng. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

SEMARANG, BANGSAONLINE.com - Tim advokasi Serikat Karyawan (SKSI) dan Semen Gresik (SKSG) melaporkan pihak-pihak yang membuat selebaran bernada provokatif, yang ditemukan beredar di sekitar kawasan pembangunan pabrik semen Rembang.

Temuan itu dinilai merupakan fitnah dan pencemaran nama baik, sehingga meresahkan karyawan sekaligus merugikan perusahaan.

"Kami secara resmi melaporkan dua orang yang diduga melakukan selebaran provokatif itu, yakni berinisial JP dan GRT. Kita menyerahkan 3-4 bukti selebaran dan poster yang dilakukan dua orang tersebut yang mengatasnamakan sekelompok masyarakat tertentu. Itu jelas sangat meresahkan karyawan dan sekaligus merugikan perusahaan," ujar Wahyu Baskoro, kuasa hukum dan tim advokasi SKSI dan SKSG, usai melaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jateng, Rabu (2/11).

Wahyu mengatakan, pihaknya telah menyerahkan saksi-saksi dan barang bukti kepada pihak kepolisian, untuk segera ditindaklanjuti.

Salah satu selebaran dan poster yang bernada provokatif itu yakni berbunyi “Kehadiran Pabrik Semen justru berpotensi menciptakan ribuan pengangguran, karena hilangnya lahan pertanian, rusaknya sumber mata air dan melemahnya daya dukung lingkungan”.

"Dalam salah satu selebaran itu, kedua orang yang kami laporkan itu juga menuding bahwa Amdal pembangunan pabrik semen Rembang adalah abal-abal. Tudingan itu jelas sangat tendensius dan sangat merugikan perusahaan dan membuat karyawan resah karena berdampak pada perusahaan," jelas Wahyu.

Wakil Ketua SKSI, Rury Adam menambahkan, akibat selebaran bernada provokatif, baik yang disebarkan secara cetak maupun melalui media sosial, berdampak pada nama baik perusahaan. Penjualan terganggu, begitu pula transaksi di pasar modal.

Wahyu Baskoro lebih jauh mengungkapkan, pihaknya juga menemukan hasutan melalui media sosial twitter yang menuding keberadaan pabrik semen berpotensi mengakibatkan jumlah pengangguran meningkat.

Dia menunjuk tweet yang diunggah oleh akun @wongkendeng berbunyi “Adanya Pabrik Semen menciptakan ribuan pengangguran".

"Peryataan/opini tersebut tidaklah sesuai dengan kenyataan atau dapat dikatakan merugikan pihak . Karena dengan opini yang demikian dapat mempengaruhi masyarakat untuk menolak adanya pabrik semen. Justru berkat kehadiran pabrik semen dapat menyerap ratusan bahkan ribuan tenaga kerja termasuk dari warga setempat, bukannya menimbulkan pengangguran," pungkas Wahyu. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO