DENPASAR, BANGSAONLINE.com - Berdasarkan data International Fertilizer Association (IFA), sebesar 50 persen kondisi lahan pertanian dunia mengalami defisiensi unsur hara mikro Zinc (Zn) yang cukup signifikan. Peta defisiensi Zinc menunjukkan, Indonesia termasuk wilayah dengan defisiensi terparah di dunia. Selain pada tanah, IFA menyebutkan 1/3 populasi dunia atau sekitar 2 miliar manusia juga mengalami defisiensi nutrisi Zinc pada tubuh.
Adapun kebutuhan nutrisi Zinc pada manusia utamanya berasal dari asupan pangan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penambahan unsur hara mikro Zinc pada lahan pertanian.Menjawab kondisi tersebut, PT Petrokimia Gresik (PG) meluncurkan pupuk NPK Phonska Plus di hadapan 185 distributornya yang berasal dari provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), di Kota Denpasar, Bali, Kamis (17/11), malam.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
Direktur Pemasaran PG, Meinu Sadariyo menyatakan bahwa, dari segi fisik, NPK Phonska Plus dikemas dalam kantong dengan berat bersih 25 kilogram, berbentuk granul, berwarna putih, dan bersifat higroskopis (mudah larut dalam air).
Dari segi kandungan, NPK Phonska Plus mengandung unsur hara makro lengkap seperti Nitrogen (N), P2O5 atau Fosfat (P), dan Kalium (K2O) dengan kadar masing-masing 15 persen. Selain itu, juga terdapat unsur hara mikro seperti Sulfur (S) 9 persen dan Zinc sebesar 2.000 part per million (ppm). Penambahan unsur hara mikro Zinc inilah yang membedakan NPK Phonska Plus dengan NPK Phonska bersubsidi biasa.
“Kami ingin menawarkan solusi terhadap masalah defisiensi Zinc pada lahan pertanian, sekaligus menawarkan pupuk NPK non - subsidi dengan kualitas yang lebih baik namun tetap dengan harga terjangkau," ujar Meinu Sadariyo.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani
Sebagai salah satu unsur hara mikro esensial bagi tanaman, Zinc bermanfaat dalam memaksimalkan penyerapan unsur hara makro N, P, dan K. Zinc juga berfungsi mendukung pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji / buah, dan memperkuat daya tahan tanaman terhadap hama / penyakit. Kekurangan Zinc berdampak pada kekerdilan tanaman, daun mengecil, ketegaran tanaman berkurang, serta ukuran bulir / buah kecil.
Dari segi penjualan, antusiasme terhadap NPK Phonska Plus cukup tinggi. Selama Oktober s/d November 2016, total realisasi permintaan telah mencapai 3.000 ton. Rinciannya, 1.000 ton dari Jawa - Bali dan 2.000 ton dari luar Jawa - Bali (terutama Sumatera dan Sulawesi). Hal ini membuat PG memproduksi dan mendistribusikan NPK Phonska Plus lebih awal dari jadwal peluncurannya.
Uji coba ini membandingkan penggunaan NPK Phonska Plus (NPKS+Zn) dengan NPK Phonska biasa (NPKS, tanpa Zinc). Uji coba dilakukan dengan perlakuan dan dosis pemupukan yang sama pada komoditas padi, yaitu menggunakan formulasi 5:3:2 atau 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg NPK Phonska Plus, dan 200 kg Urea per hektar sawah.
Baca Juga: Kucurkan Beasiswa, Cara Petrokimia Gresik Dorong Generasi Muda Tertarik Bertani
"Dari hasil uji coba ini, NPK Phonska Plus terbukti mampu meningkatkan panen rata-rata 0,59 ton per hektar gabah kering panen atau 11 persen lebih besar jika dibandingkan dengan padi yang menggunakan pupuk NPK Phonska biasa tanpa Zinc," kata Meinu Sadariyo.
Sedangkan pada tanaman jagung, uji coba NPK Phonska Plus dilakukan di Jember, Jawa Timur, mampu meningkatkan hasil panen 8 persen atau 0,68 ton per hektar lebih besar dibandingkan dengan NPK Phonska (NPKS) biasa tanpa Zinc. Selain uji coba, PG juga melakukan demonstration plot (demplot) padi sebanyak 772 demplot di 95 kabupaten (8 provinsi) selama 2015 - 2016.
Meinu Sadariyo optimis dengan kehadiran NPK Phonska Plus. Pertama, karena besarnya potensi pasar pupuk NPK di Indonesia dengan rata - rata pertumbuhan kebutuhan mencapai 6,53 persen per tahun. Kedua, dalam dua tahun terakhir, alokasi pupuk NPK bersubsidi hanya sebesar 2,5 juta ton (Permentan 130/2014 dan Permentan 60/2015).
Baca Juga: Petrokimia Gresik Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Sedangkan kebutuhan pupuk NPK untuk sektor pangan, hortikultura, dan perkebunan rakyat mencapai 9,1 juta ton per tahun. Adanya selisih atau gap inilah yang dimanfaatkan oleh PG dengan menyediakan pupuk NPK non - subsidi berkualitas dengan harga tetap terjangkau bagi petani.
Meinu Sadariyo percaya bahwa sebuah langkah besar berawal dari langkah kecil. Mengacu pada sejarah kesuksesan NPK Phonska pada tahun 2005, dimana saat itu kuantum pejualan hanya 200 ribu ton per tahun, kini kuantum penjualannya telah mencapai lebih dari 2 juta toh per tahun.
"Berawal dari langkah kecil namun konsisten, kami optimis NPK Phonska Plus akan menjadi market leader untuk pasar pupuk NPK non - subsidi," pungkas Dirsar Meinu Sadariyo. (hud/ns)
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dorong Regenerasi Atlet Angkat Besi Berprestasi di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News