SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemprov Jatim, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) di 2017 ini akan fokus pada pengembangan dengan melihat realita di lapangan. Hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya akan ditingkatkan sesuai kebutuhan kabupaten/kota.
Komposisi organisasi Balitbang Prov Jatim yakni, Sekretaris Badan Drs Setyo Hudoyo, MSi, Kepala Bidang Penelitian Pemerintahan dan Kemasyarakatan Drs Dwi Lando, MSi, Kepala Bidang Penelitian Ekonomi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Ir Kismari, MM, Kepala Bidang Pengembangan Hasil Penelitian dan Teknologi Terapan Dr Turmudzi, SH, serta Kepala Bidang Pengembangan Kemitraan dan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).
Baca Juga: Bapeten Gandeng Balitbang Awasi Penggunaan Tenaga Nuklir di Jatim
Kepala Balitbang Prov Jatim Dr Ir Priyo Darmawan, MSc, mengatakan, Penelitian itu sebenarnya bersifat long term (jangka panjang) karena bisa dipakai 5-10 tahun ke depan.
“Kita akan terus melanjutkan kegiatan yang memang bermanfaat dan bisa terus dikembangkan sampai menjadi suatu lembaga yang benar-benar bisa bermanfaat untuk masyarakat. Kita tidak bisa bekerja sendiri, harus mempunyai pola pikir system,” tuturnya.
SIDa masih tetap menjadi focus kerja Balitbang Prov Jatim terkait dengan terbentuknya bidang baru yakni, bidang pengembangan jaringan dan system inovasi daerah (SIDa). Adanya bidang baru tersebut kegiatan yang sudah berjalan selama ini di kab/kota bisa menumbuh kembangkan SIDa di masing-masing daerah.
Selama ini, ia menambahkan, kab/kota mempunyai anggapan meski memiliki produk unggulan tapi belum tersistem. Kalau produk unggulan mereka tersistem dengan system yang ada di Jatim, unggulan mereka akan dikaitkan dengan zonasi/cluster yang ada di kab/kota lain. Kemudian digabungkan menjadi system inovasi daerah (SIDa) sesuai potensi yang ada di Jatim.
“Kalau sudah ada SIDa secara otomatis produk unggulan akan menjadi sustain karena SIDa tersistem dari hulu sampa hilir. Tidak hanya melihat produknya saja misalnya buah, namun juga dengan melihat kelembagaannya, pemasarannya, petaninya dan lain sebagainya yang sudah tersistem sedemikian rupa,” tandasnya. (ian/ros)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News