Tilik Desa Ponorogo, Sidoharjo Fokuskan Wisata dan Produk Pertanian

Tilik Desa Ponorogo, Sidoharjo Fokuskan Wisata dan Produk Pertanian Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni didampingi Kepala Desa Sidoharjo, Parnu, melihat hasil produk potensi desa.

PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon merupakan desa baru berusia 10 tahun sebagai wilayah hasil pemekaran dengan Desa Krebet. Dalam tilik desa yang dilakukan oleh Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Jumat (24/2), bersama dengan jajaran pimpinan OPD, dipaparkan berbagai produk yang telah dikembangkan oleh desa tersebut. Produk-produk ini dipamerkan di halaman balai desa setempat.

Menurut Kepala Desa Sidoharjo, Parnu, desanya tersebut menyimpan banyak potensi yang apabila digali dan dimaksimalkan maka akan meningkatkan pendapatan asli desa secara signifikan.

Baca Juga: Tilik Desa, Kades Selur Berharap Pembangunan Terus Dilakukan Pemkab Ponorogo

“Namun kendala utama kita adalah akses jalan yang sangat rusak sehingga mobilitas warga di desa sangat terganggu. Untuk itu, kita mohon melalui acara tilik desa hari ini, bupati beserta jajarannya untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap pembangunan jalan,” ujar Parnu.

Desa yang terdiri dari 3 dusun ini sangat menginginkan perbaikan jalan yang menghubungkan antardesa. Termasuk jalan tembus menuju Desa Jonggol yang mempersingkat perjalanan warga desa menuju pusat pemerintahan.

“Untuk potensi yang terpendam yang masih belum terekspose adalah wisata Bukit Seberang yang terletak di RT 10 Dusun Sidowayah dan terus dipromosikan oleh para pemuda dengan menggelar aksi budaya dan kesenian, seperti reog dan kegiatan yang lain. Namun kepemilikan lahan tersebut dikuasai oleh Perhutani. Harapan kami melalui Bupati Ipong, lahan tersebut dapat dikelola oleh desa sehingga mampu memberikan pendapatan bagi desa,” lanjut Parnu.

Baca Juga: Tilik Desa Jebeng, Kades Berharap Semua Usulan Bisa Dipenuhi Bupati Ipong

Sedangkan di bidang pertanian, pihaknya mengharapkan Bupati Ipong untuk membangunkan sumur dalam karena lahan di sini menggunakan sistem tadah hujan. "Kalau musim hujan para penduduk menanam. Namun jika musim kemarau penduduk menanam palawija, sehingga apabila pengairan lancar maka petani yang ada dapat lebih intensif menanam padi," urai Parnu.

“Untuk BUMDes kami sedang merintis dan memajukan apa yang bisa diproduksi oleh para penduduk, seperti kerajinan dan hasil pertanian buah papaya. Jika nanti bantuan dari Pemkab Ponorogo sudah turun kita bertekad untuk lebih memajukan BUMDesa kami,” jelas Parnu.(yah/rd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO