SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Soekarwo sebagai Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua DPD Partai Demokrat Jatim bisa dibilang seorang “King Maker”. Hal itu dibuktikan dirinya dengan dua kali memenangi pemilihan gubernur tahun 2008 dan 2013. Selama 9 tahun kepemimpinannya pun, Jatim tetap kondusif secara politik dan tumbuh secara ekonomi.
Kini, menjelang berakhir masa jabatannya sebagai gubernur Jatim, pejabat asal Madiun yang akrab disapa Pakde Karwo itu mendorong munculnya pasangan calon tunggal. Dan calon tunggal yang ia usung adalah Saifullah Yusuf (Gus Ipul), orang yang hampir dua periode mendampingi dirinya.
Baca Juga: Usai Luluk Hamidah, Lukmanul Hakim dan Wisnu Wardhana Ucapkan Selamat untuk Kemenangan Khofifah-Emil
“Saya berharap pilgub 2018 nanti hanya ada satu pasangan calon. Jawa Timur mempunya ciri khas sendiri dalam memilih pemimpin. Tak perlu berkompetisi apalagi gesekan antar kekuatan politik. Kita usahakan lewat musyawarah dan mufakat,” urai politisi berlatar birokrat itu, Kamis (6/1).
Pakde Karwo tak hanya sekedar berwacana, ia pun mengkonkretkan langkah menuju paslon tunggal. Terbukti, tepat di Hari Lahir Pancasila 1 Juni, mantan Ketua Umum Presidium Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu memfasilitasi pertemuan antara Abdul Halim Iskandar (Pak Halim) dengan Gus Ipul.
Dalam pertemuan di kantor DPD Partai Demokrat Jatim itu, Gus Ipul sekaligus mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal calon gubernur Jatim dari Partai Demokrat. Langkah Gus Ipul untuk diusung sebagai Cagub dari partai berlang bintang Mercy itupun sangat mulus. Sebab, sehari sebelumnya Gus Ipul telah bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Pertemuan itupun difasilitasi oleh Soekarwo.
Baca Juga: Aksi Heroik Relawan Jalan Kaki ke IKN, Khofifah Titipkan Udeng Madura
“Gus Ipul sudah dapat rekom dari PKB, terbukti kedatangannya hari ini ke DPD Partai Demokrat diantar oleh Pak Halim, fungsionaris DPW PKB Jatim. Dukungan dari Demokrat juga Insya Allah sudah ditangan, setelah ini juga akan langsung mendaftar ke PDI Perjuangan. Insya Allah lancar,” beber pria berkumis tebal itu.
Terpisah, Direktur Lembaga Survei Regional (LeSuRe), Dr. Muhammad Mufti Mubarok menilai jika terjadinya paslon tunggal dal pilgub Jatim 2018 hampir mustahil. Alasannya, saat ini ada tiga kutub besar politik yang ingin berkuasa pada Pilpres 2019 mendatang. Ketiga kutub besar itu adalah, Jokowi, Prabowo dan SBY. Ketiganya pasti mempersiapkan kemenangan di pilgub Jatim untuk mendulang suara saat pilpres. Apalagi Jatim adalah lumbung suara yang sangat besar.
Selain faktor politik, Mufti juga menyebut faktor logistik juga sangat menentukan. Karena itu, untuk menciptakan paslon tunggal, maka harus memborong dukungan partai yang ada di Jawa Timur. Tentunya itu butuh dana yang besar, mencapi triliunan rupiah. Itupun belum tentu berjalan lancar, karena tarik menarik kepentingan pragmatis sangat kuat.
Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat dari Kompetitor Pilkada 2024, Khofifah Ucapkan Terima Kasih ke Luluk Hamidah
“Saya punya pengalama saat pilgub Jatim 2018, semua partai diborong incumbent dengan kekuatan logistik. Bahkan diciptakan pasangan “boneka” untuk menghambat Khofifah maju. Toh, nyatanya Khofifah tetap bisa maju, meski pada akhirnya kalah,” imbuh mantan Ketua DPW Partai Matahari Bangsa (PMB) Jatim itu.
Mufti pun menambahkan, dari kalkulasi politik juga sulit untuk menjadikan Gus Ipul calon tunggal. Sebab eletabilitas Wagub Jatim dua periode itu masih di bawah 40 persen, tepatnya 37 persen. Persentase itu sangat minim untuk sekelas incumbent. Karena Ahok saja saat masih setahun Pilgub DKI Jakarta, eletabilitasnya sudah mencapai 70 persen. Faktor tingginya elektabilitas itu membuat banyak partai yang merapat ke Ahok. Itupun Ahok tidak bisa menjadi calon tunggal, karena nyatanya pilgub DKI berlangsung dengan 3 pasang calon.
“Elektabilitas Gus Ipul sangat minim, masih di bawah 40 persen. Sulit untuk mewujudkan paslon tunggal. Karena itu saya prediksi, pilgub Jatim paling sedikit akan diikuti oleh dua pasangan calon. Bisa itu paslon sesungguhnya, tapi bisa juga calon boneka. Yang jelas preseden buruk buat Jatim kalau hanya muncul paslon tunggal. Itu artinya Gus Ipul akan melawan bumbung kosong,” tandas politisi berbasis Muhammadiyah tersebut.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Tinjau Langsung Rekapitulasi Hasil Hitung Suara Pilkada Tingkat Provinsi
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jatim Paradigma Baru pimpinan Dr. Basa Alim Tualeka meyakini Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa akan maju sebagai bakal calon gubernur Jatim. Keyakinannya itu bukan tanpa sebab, karena ia banyak berkomunikasi dengan elit politik, baik level Jatim maupun nasional.
“Insya Allah, Bu Khofifah akan maju. Sebab banyak dungan dari bawah maupun elit politik. Saya pun akan total mendukung Bu Khofifah dalam pilgub 2018,” tegas pengusaha yang akrab disapa Obasa itu. (mdr/rev)
Baca Juga: TPP Bidang Hukum Khofifah-Emil Apresiasi Laporan KIPP soal Pelanggaran Pilkada di Surabaya
(Dr. Muhammad Mufti Mubarok (kanan) Direktur Lembaga Survei Regional bersama Ketau Kadin PB Jatim, Dr. Basa Alim Tualeka)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News