JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) mengajak para santri turut berperan aktif mengkampanyekan budaya makan ikan di tengah masyarakat. Pasalnya, konsumsi protein masyarakat Indonesia baru mencapai setengah dari rata-rata konsumsi protein negara-negara lain di dunia.
Salah satu caranya, kata Gus Solah, adalah dengan meningkatkan budidaya perikanan air tawar berbasis pesantren. Dengan meningkatnya budaya makan ikan, diharapkan akan turut meningkatkan konsumsi protein masyarakat.
Baca Juga: Haul Gus Dur di Tebuireng, Nurani Gus Dur Terasah di Pesantren
Hal itu disampaikan Gus Solah saat membuka Pelatihan Pembesaran Ikan Lele dengan Sistem Bioflok di Gedung Diklat Pesantren Tebuireng II di Desa Jombok, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Senin (24/7/2017) awal pekan ini. Pelatihan yang diikuti oleh peserta dari beberapa pesantren di Jombang ini merupakan kerjasama antara Pesantren Tebuireng dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dengan menghadirkan instruktur dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi.
Gus Solah menuturkan, pelatihan yang telah diikuti empat angkatan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada pertengahan November 2016 lalu. “Saat itu, Bu Susi mengajak Pesantren Tebuireng untuk turut berperan aktif membantu pemerintah dalam kampanye budaya makan ikan dan menantang para santri untuk merintis usaha budidaya ikan air tawar,” ungkap Gus Solah.
Baca Juga: Ning Inayah Wahid Sebut Gus Dur Selalu Bela Orang Lemah, Yakin Menolak Kenaikan PPN 12 %
Usai pembukaan pelatihan untuk angkatan ketiga dan keempat tersebut, para peserta juga diajak mengikuti panen perdana hasil kegiatan peserta pelatihan angkatan sebelumnya. Panen perdana dipimpin oleh Nyai Hj. Farida Salahuddin (istri Gus Solah) didampingi beberapa pejabat dari BPPP Banyuwangi dan Dinas Perikanan Jombang.
Kepada para santri, Nyai Farida berpesan agar kepercayaan sekaligus tantangan yang diberikan oleh KKP dapat dijaga dengan baik dan amanah. “Minimal, hasil budidaya ikan lele ini nanti harus bisa memenuhi kebutuhan Jasa Boga di Pesantren Tebuireng. Jadi, pondok tidak perlu lagi memesan ikan lele dari luar,” harapnya.
Baca Juga: Ngaku Pelayan, Gus Fahmi Nangis saat Launching Majelis Istighatsah dan Ngaji Kitab At Tibyan
Mudir Pesantren Tebuireng Lukman Hakim menuturkan, ikan lele yang dipanen secara perdana merupakan hasil budidaya peserta pelatihan angkatan pertama dan kedua. “Secara keseluruhan, sudah ada 120 orang yang ikut pelatihan. Mereka berasal dari Pesantren Tebuireng dan sembilan pesantren lainnya,” ungkap pria kelahiran Banten ini.
Saat ini, tutur Lukman, Pesantren Tebuireng sedang menyiapkan 24 buah kolam lele berdiameter tiga meter bantuan dari KKP. “Mulai awal Agustus, akan ada 40 kolam yang dikelola untuk usaha budidaya ikan lele,” ujarnya. (rom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News