Pakar Anggap Pertemuan Khofifah dan Fandi Utomo sebagai Komunikasi Politik

Pakar Anggap Pertemuan Khofifah dan Fandi Utomo sebagai Komunikasi Politik Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa dan Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Fandi Utomo bertemu dalam Halal Bi Halal PC Muslimat Kota Surabaya, belum lama ini.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tahapan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim tahun 2018 kurang beberapa bulan lagi. Sejumlah tokoh yang dikabarkan akan running dalam pilgub Jatim sudah mulai menggelar sejumlah komunikasi politik.

Termasuk dua tokoh Jawa Timur yang masuk dalam "radar" Pilgub Jatim adalah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fandi Utomo. Kedua tokoh tersebut bertemu dalam acara Halal Bi Halal Pengurus Cabang (PC) Muslimat NU Kota Surabaya di Masjid Takmiriyah, Kemayoran, Surabaya, belum lama ini.

Baca Juga: Penuhi Nadzar Kemenangan Khofifah-Jokowi, Kiai Asep Umrohkan Tim 35 Kabupaten

Meskipun dalam pertemuan itu tidak ada pernyataan politik, tapi persepsi publik berkata lain. Bertemunya dua tokoh ini merupakan bagian dari komunikasi politik menjelang Pilgub Jatim 2018. Sebagaimana diketahui, Khofifah Indar Parawansa ini unggul di sejumlah lembaga survei. Sedangkan Fandi Utomo merupakan salah satu Kader Partai Demokrat Jawa Timur.

Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Hari Fitrianto mengatakan, pertemuan kedua tokoh ini bisa dianggap sebagai langkah komunikasi politik, karena momentumnya mendekati Running Pilgub Jatim dan publik sudah tahu bahwa keduanya akan maju dalan event politik tersebut.

“Khofifah dan Fandi Utomo itu adalah tokoh politik, karena itu pertemuan itu tak lepas dari komunikasi politik,” tandas Hari, Rabu (26/7).

Baca Juga: Janji Temui Agus, Gubernur Khofifah Malam Ini Kembali ke Surabaya

Lebih jauh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair ini menjelaskan, saat ini jika merujuk pada 10 tahun kepemimpinan di Jatim, belum ada komposisi yang ideal antara Cagub-Cawagub yang merupkan perkawinan antara calon yang merepresentasikan Nasionalis (Mataraman) dan kekuatan Politik Santri (Tapal Kuda).

"Sampai saat ini belum ada calon yang deklarasi secara terbuka terkait pasangan seperti itu," imbuh Hari.

Menurut Hari, jika benar yang dilakukan Fandi Utomo dan Khofifah Indar Parawansa di acara halal bi halal PC Muslimat Surabaya adalah komunikasi politik, maka kedua pasangan ini sangat ideal. Sebab, Khofifah selain seorang menteri juga menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU yang memiliki basis massa konkret. Sementara Fandi Utomo adalah politisi senior yang punya jaringan kuat terutama di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo yang merupakan daerah pemilihannya.

Baca Juga: Loyalis Pakde Karwo Deklarasi Dukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Jatim

"Langkah komunikasi politik yang dilakukan Khofifah dan Fandi Utomo itu, saya kira bisa menjadi prototipe dari dua kekuatan nasionalis-religius. Jika keduanya bersatu, saya kira kandidat petahana sekalipun harus menghitungnya secara hati-hati," urainya.

Sementara saat ini, peta dukungan dari partai politik terhadap sejumlah kandidat yang ada masih sangat cair. Menurut Hari, parpol nampaknya masih menunggu dan melakukan kalkulasi kekuatan para kandidat yang muncul. Termasuk yang menjadi pertimbangan utama adalah unsur Nasionalis-Religius untuk pasangan Pilgub Jatim 2018 mendatang.

"Bicara Jawa Timur tak bisa lepas dari unsur Nasional dan Religius. Karena itu dua tokoh yang mewakil dua unsur itu berpeluang menang. Saya kira Bu Khofifah dan Mas Fandi bisa diimpretasikan mewakili unsur Nasionalis-Religius," pungkasnya. (mdr)

Baca Juga: Selamatan Relawan Khofifah, Jadi Ajang Promosi Wisata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO