TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Kritik yang dilontarkan Sukadji, juru bicara Fraksi Golkar, atas suksesnya promosi kopi Van Ndillem yang tidak dibarengi dengan hasil produksi ditanggapi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kabupaten Trenggalek, Joko Surono.
Menurut Joko, sejatinya pihaknya sudah pernah mengusulkan anggaran khusus kopi sebesar Rp 3 miliar pada 2015 lalu. "Namun usulan kami ketika itu dicoret oleh badan anggaran," ungkap Joko ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kamis (14/9).
Baca Juga: Gebyar Kopi, Upaya Dinas Pertanian Trenggalek Genjot Daya Saing Kopi Lokal
"Andai DPRD Trenggalek melalui Banggar menyetujui usulan anggaran kopi ketika itu, tentunya di tahun 2019 mendatang kopi Van Ndillem ini bisa dirasakan hasilnya, sebab tanaman kopi itu sendiri baru bisa dipetik hasil panennya 3 tahun kemudian tepatnya di bulan Juni setiap tahunnya," papar Joko.
Joko mengakui jika promosi kopi Van Ndillem bisa dibilang sukses. Namun keberhasilan promosi ini tidak berbanding lurus dengan hasil produksi kopi yang minim.
"Di tahun 2017 ini saja hasil panen kopi Van Ndilem dari luasan lahan sekitar 8 hektar hanya mampu menghasilkan 2 ton dalam bentuk glondong atau 4 kwintal dari bentuk ose/kering. Saya akui dari sisi promosi kopi Van ndilem sudah sukses, tapi ya itu tadi hasil produksinya sedikit sekali," terangnya.
Baca Juga: Kopi Van Ndillem Sukses dari Sisi Promosi, Namun Minim Hasil Produksi
Untuk itu, ditegaskan Joko, penyebab kegagalan pengembangan kopi Van Ndilem adalah karena usulan anggaran sebesar 3 miliar di tahun 2015 digagalkan oleh dewan. (man/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News