JAKARTA (bangsaonline) - Permasalahan gusi biasanya terlewatkan karena seringkali masyarakat tidak menyadari bahwa ternyata mereka memiliki masalah gusi. Tidak seperti masalah gigi berlubang atau masalah gigi bungsu yang seringkali menimbulkan rasa sakit pada penderitanya, masalah pada gusi pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit.
Sebuah organisasi ahli kesehatan gigi dan mulut bidang periodontologi di Amerika Serikat (American Academy of Periodontology, 2013) mengungkapkan bahwa pada banyak kasus, tahap awal dari penyakit gusi dan periodontal (jaringan pendukung gigi) seringkali tanpa gejala rasa sakit; banyak orang dewasa menderita penyakit ini dan mereka tidak mengetahuinya.
Baca Juga: Peserta JKN di Ngasem Kediri Tunjukkan Kiat Sehat dengan Olahraga
Hal serupa juga dikatakan oleh Drg. Sandra Olivia, MARS, SpPerio., bahwa “Permasalahan gusi seringkali menjadi sebuah dilema yang disebut sebagai ‘silent disease’.
Hal ini dikarenakan pada kasus-kasus yang sering terjadi, kebanyakan pasien tidak menyadari ketika mereka sedang mengalami permasalahan gusi atau periodontal. Banyak pasien yang tiba-tiba datang ke dokter gigi dalam kondisi gigi yang sudah goyang, atau bahkan sudah tanggal, tanpa pernah mengalami rasa sakit pada gusi atau giginya.”
Saat ini, permasalahan gusi kian menjadi ancaman kesehatan yang nyata di Indonesia. Sebuah riset memperlihatkan bahwa 5 dari 10 penduduk Indonesia pernah mengalami masalah gusi (Synovate AsiaBus, 2011). Sedangkan sebuah studi lainnya (dengan komponen riset yang berbeda) menunjukkan bahwa jumlah penderita gusi bermasalah di Indonesia kini semakin meningkat, dari 19% di tahun 2012 (IPSOS Consumer Tracking, 2012) menjadi 28% di tahun 2013 (IPSOS Consumer Tracking, 2013). Angka yang memprihatinkan ini memperlihatkan bahwa masih banyak orang Indonesia belum memahami atau menganggap penting kesehatan gusinya.
Baca Juga: Terbantu Kacamata Gratis, Didik Warga Kota Kediri Puas dengan Layanan JKN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News