MOJOKERTO (bangsaonline) - Santriwati yang ditemukan tewas terpanggang dan semula sulit dikenali itu belakangan diketahui bernama Lailatul Masruroh (12) asal warga Desa Trosobo, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Korban yang ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi sudah jadi arang itu diduga tidak sempat melarikan diri karena sedang sakit.
Sekretaris Desa Kembangbelor Sugeng Dwi Lestari mengatakan, api pertama kali muncul di asrama putri 13. Hanya dalam waktu 30 menit, api sudah membesar dan merembet ke asrama putri 6 yang ditempati Lailatul Masruroh.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
"Saat ada kebakaran sekitar pukul 02.30 WIB, saya datang ke lokasi untuk membantu menyelamatkan para santri dan memadamkan api," tutur Sugeng di lokasi kebakaran.
Menurut Sugeng, korban meninggal yang akrab disapa Lia itu dalam kondisi sakit dan tertidur di asramanya. Saat kepanikan terjadi, teman-teman korban berusaha untuk membangunkan. Namun, Lia tak bergeming dan tetap tertidur.
"Karena sedang sakit, korban dibangunkan temannya tak bangun-bangun, akhirnya terlambat menyelamatkan diri, perkiraan saya asap tebal dan reruntuhan atap bangunan membuat Lia gagal menyelamatkan diri," telisiknya.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Sugeng mengaku menemukan jasad Lia dalam kondisi sulit dikenali. Dia berhasil mengetahui identitas korban setelah mengabsen santri di setiap asrama. "Kondisinya sudah hangus dan tinggal tulang belulangnya saja, sekarang masih berada di RS Sumberglagah," cetusnya.
Hal senada dikatakan Leli Adisa (12), santri kelas VII MTs Amanatul Ummah. Leli mengatakan, saat kebakaran terjadi, korban tewas dalam kondisi tertidur lelap. "Saat dibangunkan teman-teman, dia (korban) tak juga bangun. Karena semua panik, tak ada yang tahu kalau korban masih tertidur," ungkapnya.
Sementara peristiwa kebakaran yang menghanguskan 8 asrama putri santri MTs akselerasi ponpes bertaraf internasional itu diduga kuat akibat korsleting listrik dari alat pemanas air elektrik (Heater) yang dibawa salah satu santri di asrama 13. Percikan api menyambar ke barang-barang yang mudah terbakar yang berada di dalam asrama.
Baca Juga: Rumah di Tropodo Waru Terbakar, Dua Mobil Damkar Dikerahkan
Tim Manajemen Yayasan Amanatul Ummah, Muhiburrohman mengatakan, dari informasi yang disampaikan para santrinya, api pertama kali muncul di asrama 13 santri MTs akselerasi. "Info dari santri memang korsleting listrik, namun untuk kepastiannya kami harus menunggu hasil penyelidikan oleh pihak kepolisian," kata pria yang akrab disapa Gus Muhib ini, Jumat (15/8).
Sementara Jasmin (12), santri yang tinggal di gedung asrama yang terbakar mengatakan, api muncul dari hetaer yang terbakar. Alat pemanas air itu diduga lupa dimatikan oleh pemiliknya di asrama 13. "Teman-teman di asrama 13 ada yang bawa heater untuk memasak Pop Mie, karena terjadi korsleting akhirnya meletus dan terbakar," ucapnya.
Sedang tim identifikasi dari Polres Mojokerto sedang melakukan olah TKP di lokasi kebakaran. Namun proses penyelidikan berlangsung tertutup bagi siapapun. Bahkan, gedung asrama yang terbakar ditutup dengan terpal sehingga tak nampak dari luar pagar asrama. Sementara identitas jenasah korban dipastikan setelah keluarganya mencek langsung di kamar mayat RS Sumberglagah Pacet. Kedua orang tua korban datang ke kamar jenazah RS Sumberglagah sekitar pukul 09.30 WIB.
Baca Juga: Pembukaan Multaqa Alumni Al Azhar VIII, Kiai Asep Ungkap Sejarah Amanatul Ummah, Dulu Tempat Jin
Dengan didampingi sejumlah kerabatnya, ayah korban, Supriyadi (34) memastikan jika jasad yang hangus terbakar adalah putrinya. Susana duka terasa begitu kental setelah kedua orang tua korban meyakini identitas jenazah korban. Ibunda Liya dan bibinya, menangis histeris setelah melihat kondisi korban. Sementara ayahanda korban, tak kuasa menahan air mata usai memastikan identitas putrinya itu. "Iya pak ini benar putri saya," ucap Supriyadi kepada polisi saat berada di kamar jenazah RS Sumberglagah.
Sementara bibi korban yang enggan disebutkan namanya menuturkan, korban memiliki nama lengkap Lailiyatul Musyarofah. Saat ini, korban menjalani pendidikan di kelas VII MTs akselerasi Amanatul Ummah. "Sebenarnya dia (korban) oleh orang tuanya akan dipindahkan ke Ponpes Amanatul Ummah yang di Surabaya, namun dia tidak mau," tutur bibi korban.
Siang kemarin, jenazah Liya disemyamkan di Masjid Ponpes Manatul Ummah, Desa Kembangbelor, Pacet, Mojokerto. Jenazah Liya disholati di masjid tersebut oleh ratusan santri dan pengurus Ponpes Amanatul Ummah.
Baca Juga: Kagumi Prestasi Amanatul Ummah, Kementerian Pendidikan Malaysia Studi Banding ke Pacet Mojokerto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News