SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengagetkan ribuan warga Surabaya yang sedang memadati acara “Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan” di Jalan Tunjungan, Sabtu (24/2) malam.
Kaget kehadiran Puti dan Risma, warga Surabaya pun berebutan foto dengan dua politikus perempuan itu. “Kaget ternyata ada Mbak Puti. Lihat langsung begini kelihatan banget cantiknya. Senang bisa foto sama cucunya Bung Karno,” kata Dewi Nurlita, warga Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
Baca Juga: Penuhi Nadzar Kemenangan Khofifah-Jokowi, Kiai Asep Umrohkan Tim 35 Kabupaten
Puti dengan didampingi Risma mengatakan, model festival kuliner dan produk kreatif yang dikemas dalam acara “Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan”.
“Saya ingin menikmati keramaian Jalan Tunjungan yang terkenal itu. Ini juga rehat kampanye, jadi sekalian saya refresh pikiran, ketemu arek-arek Suroboyo bikin semangat lagi,” kata Puti.
Ia mengawali jalan-jalan di Tunjungan, dimulai dari Siola, menuju arah selatan. Risma tampak sumringah di dekatnya.
Baca Juga: Janji Temui Agus, Gubernur Khofifah Malam Ini Kembali ke Surabaya
“Ayo Mbak Puti, kita jalan, mlaku-mlaku nang Tunjungan, iki jalan penting bagi Surabaya,” ajak Risma. Puti pun menyambut uluran tangan warga Kota Surabaya. Cawagub pasangan Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) itu tidak henti-hentinya menebar senyuman.
Puti tampil dengan pakaian lurik bergaya Jawa yang dia beli dari salah satu pasar tradisional saat berkunjung ke Kediri bebeapa waktu lalu. “Apa kabar Pak, Ibu? Apa kabar Cak? Selamat malam mingguan ya,” kata Puti menyapa warga.
Cucu Bung Karno itu mengapresiasi pergelaran tersebut karena juga mengandung unsur edukasi sejarah. Jalan Tunjungan memang punya nilai historis penting. Di sinilah terletak Hotel Yamato yang menjadi tempat perobekan warna biru pada bendera Belanda sehingga merah-putih oleh arek-arek Suroboyo.
Baca Juga: Loyalis Pakde Karwo Deklarasi Dukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Jatim
Di Jalan Tunjungan juga berdiri Gedung Siola yang pernah dijadikan tempat pejuang Surabaya menyusun strategi dalam melawan Inggris saat pertempuran bersejarah 10 November.
“Event yang luar biasa bagus. Unsur ekonomi kerakyatan berpadu dengan sejarah dan keguyuban yang kental antar ribuan warga yang menyatu,” kata dosen tamu Kokushikan University Jepang tersebut.
Warga Kota Surabaya tumpah-ruah di Jalan Tunjungan. Ruas jalan ini ditutup. Di tengah jalan terlihat dipajang stand-stand makanan tradisional dan beragam produk kreatif. Sesekali terdengar lagu legendaris dari Mus Mulyadi, “Rek Ayo Rek”. (yud/rev)
Baca Juga: Selamatan Relawan Khofifah, Jadi Ajang Promosi Wisata
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News