BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Mubes 1 Alumni dan Simpatisan PP Syaichona Moh Kholil (Asschol) Demangan Bangkalan, akhirnya digelar, Minggu (31/3/18). Acara yang sedianya dibuka langsung oleh Presiden RI Ir H Jokowi ini, akhirnya diwakili oleh Menkopolhukam Wiranto.
Ketua Pelaksana Mubes, Abdul Abdul Himis, M.Si menyampaikan laporan singkat tentang pelaksanaan Mubes 1 Asschol 2018. Mubes adalah organisasi tertinggi dati Asschol. Sampai saat ini, Asschol telah memiliki 26 cabang se-Indonesia, ditambah 1 cabang di Saudi Arabia, dan 1 di Malaysia.
Baca Juga: Alasan PDIP Pecat Jokowi dan Kelucuan Pidato Gibran Para-Para Kiai
"Mubes memiliki agenda formal yaitu Forum Sidang Komisi. Sementara yang nonformal, ada sarasehan yang akan dihelat bersama menteri sebagai pembicara. Terdapat acara Tanak Massal dan Bazar/pameran hasil karya alumni," paparnya.
Sementara Ketua Umum Asschol, RKH M. Nasih Asschol, dalam sambutannya memberikan apresiasi, bahwa kehadiran para pemimpin dalam acara Mubes adalah bentuk cintanya para pemimpin terhadap pondok pesantren.
"Contohnya dari tokoh-tokoh penting yang selama ini membangun pondok pesantren. Misalnya, KH Abdullah Aschal Bangkalan, KH Nawawi, KH M Hasan Genggong, KH. Bisri Samsuri, KH. Manaf Pare kediri, KH. Maksum Lasem, KH Munawir Krapyak, KH Abdullah Mubarok Suryalaya dan lain-lain. Mereka adalah para murid Syaikhona Kholil," bebernya.
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
"Kami memiliki komitmen terhadap penyebaran Islam yang rahmatan lil alamin, mencegah paham radikalisme, mendukung penuh lembaga anti korupsi di Indonesia, demi Indonesia yang bermartabat," ungkap Nasih.
Sementara dalam sambutannya, Menkopolhukam Wiranto memberikan arahan tentang pentingnya mengingat jasa para pahlawan bangsa. "Bangsa yang besar dapat menghormati para pahlawan, sebab para pahlawan telah melahirkan tokoh bangsa," ungkapnya.
"Dulu, RI pertama, Bung Karno ditiup ubunnya oleh Syakhona Kholil. Semangat perjuangan sudah merasuk ke pimpinan nasional waktu itu. Kalau hari ini tidak bisa menyerap, malulah kita," imbuhnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin
Selanjutnya Wiranto memberikan wejangan tentang ukhuwah sebagai kunci kedaulatan yang tercipta melalui 4 hal. Pertama, ilmu ulama dipakai. Kedua, dermawan para pengusaha. Ketiga doa' kaum dhuafa. Keempat, menyerap ilmu ulama agar masuk umara.
"Kita harus dekat dengan ulama, kita dengarkan nasehat ulama, serap nilai, kemudian keliling mendengarkan rakyat. Baru muncul kebijakan-kebijakan yang arif dan pro rakyat. Hal ini yang saat ini terus-nenerus dilakukan oleh bapak Presiden Jokowi. Beliau blusukan ke mana-mana untuk menyerap aspurasi rakyat. Dalam bidang ekonomi syariah misalnya, kita memiliki Bank Syariah dengan total aset 366 trilun pada tahun 2016, kemudian menjadi 435 triliun pada tahun 2018. Program lain adalah Pembukaan Bank Wakaf Mikro yang menyalurkan KUR kepada masyarakat," urainya.
"Saat ini di bawah pemerintahan Jokowi, memang fokus kepada pembangunan infrastuktur, menerobos wilayah yang terpencil. Hal ini dilakukan karena Indonesia luas sekali, ada daerah yang belum menikmati seperti kita di daerah Jawa. Program pembangunan jalan tol dan pelabuhan merupakan proses pemarataan pembangunan di Indonesia, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan sosial," jlentrehnya.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Wiranto juga menceritakan kunjungan Presiden Jokowi ke Afganistan. Di sana hanya terdapat 7 suku, tetapi dipenuhi konflik. Sementara Indonesia yang memiliki 1.711, namun suku bisa hidup berdampingan secara damai. Kondisi inilah yang membuat Afganistan tertarik dan berminat untuk menyerap banyak tentang kerukunan berbangsa di Indonesia. (bkl1/bkl2/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News