NGAWI, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Ngawi dikenal mempunyai Alas Srigati atau Alas Ketonggo yang terletak 12 Km arah selatan dari kota. Menurut masyarakat Jawa, Alas Ketonggo merupakan salah satu wilayah angker atau ‘wingit’ di tanah Jawa.
Hal tersebut terbukti dengan banyaknya situs-situs yang hingga kini masih menjadi jujukan para peziarah yang berkunjung di wilayah Alas Ketonggo.
Baca Juga: Pemkab Ngawi Kenalkan ‘Si Mata Molek’, Aplikasi Informasi Wisata Kuliner dan Hotel
Yadiman (68) salah satu juru kunci Alas Ketonggo yang ditemui BANGSAONLINE.com, menjelaskan asal muasal dari Alas Srigati. "Kepercayaanya, di tempat ini terdapat kerajaan makhluk halus," jelasnya, Jumat (20/04).
"Eyang Srigati adalah Priyagung, seorang begawan dari Benua Hindia yang datang ke tanah Jawa. Beliau lah yang menurunkan kerajaan-kerajaan di Indonesia mulai dari Pajajaran, Majapahit, Mataram, dan seterusnya. Semua kisah spiritual tertuang di Punden Srigati yang terdapat di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupatan Ngawi," paparnya.
Di dalam areal Srigati atau dikenal dengan Alas Ketonggo ini juga terdapat situs yang dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat Bung Karno (Presiden RI pertama) mengasingkan diri untuk berdoa. Pada hari-hari tertentu, situs Bung Karno itu menjadi salah satu jujukan bagi peziarah yang datang.
Baca Juga: Polisi di Ngawi Jaga Tempat Wisata saat Libur Panjang
Situs tersebut awalnya hanya berbentuk sebuah batu. Karena seringnya dikunjungi peziarah, warga setempat selanjutnya membangun semacam pendopo yang dipergunakan untuk berkumpul bagi peziarah yang datang.
"Biasanya pada bulan Suro diadakan semacam upacara dari Keraton Solo," urai Mbah Yadiman.
Dahulu sebelum kemerdekaan, menurut cerita Mbah Yadiman, Bung Karno sering mampir ke Srigati untuk berdoa. Dan pendopo yang sering dikunjungi masyarakat itulah yang dipercaya sebagai tempat berdoa Bung Karno. Kini tempat tersebut dinamai Pesanggrahan Soekarno.
Baca Juga: Khofifah: Tinggal Pilih, di Jatim Ada 1.396 Wisata, ini Destinasi Eksotik Tiap Kabupaten
Meskipun, hingga saat ini kabar tersebut masih simpang siur karena tidak ada saksi yang melihat benar tidaknya Bung Karno berdoa di areal Srigati tersebut.
Dibanding Pesanggrahan Srigati, Pesanggrahan Soekarno terlihat lebih sederhana. Hanya ada lima tonggak yang menopang bilik kecil beratap asbes tanpa dilengkapi dinding. Di tengahnya ada beberapa batu.
Baca Juga: Bupati Ony Canangkan Ngawi Visit Year 2024
Yang pasti di areal hutan milik Perhutani tersebut memang banyak situs atau peninggalan yang menjadi tujuan para peziarah untuk sekedar berdoa. (nal/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News