JAKARTA(BangsaOnline)Presiden terpilih Joko Widodo tak
menampik ada partai pendukungnya yang mengajukan banyak nama calon untuk duduk
di kabinet pemerintahan mendatang.
"Saya sampaikan apa adanya. Sudah ada yang menyampaikan nama satu
buku," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta Pusat, petang tadi, Selasa
(19/9).
Jokowi akan memilah siapa dari nama-nama tersebut yang akan diangkat jadi
menteri. Selanjutnya, dalam kinerja nanti dia akan melakukan pengawasan
yang ketat. "Manajemen pengawasannya diperjelas," singkatnya.
Tetapi ia tidak menjamin menteri-menterinya nanti adalah orang jujur dan
pekerja keras. "Siapa yang bisa jamin orang? Sekarang orangnya baik, besok
nggak baik, bisa dijamin?" tandas Jokowi.
Khusus untuk anggota di Tim Transisi, Jokowi mengaku memang tidak menawarkan
kursi menteri. "Sejak awal saya sampaikan, saya tidak berikan jaminan yang
di Tim Transisi itu akan jadi menteri," katanya.
Beberapa CEO perusahaan kata Jokowi juga masuk dalam daftar listnya. Namun
hingga sekarang belum diketahui pasti nama siapa saja yang akan lolos masuk
kabinet.
Jokowi juga mengaku akan membentuk satu menteri baru di
kabinetnya nanti. Namanya adalah Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi.
Kementerian ini adalah hasil peleburan dari Kementerian Pendidikan dan Budaya
(Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
Jokowi beralasan saat ini seluruh kementerian memiliki departemen departemen
penelitian dan pengembangan (litbang)-nya sendiri. Bagi Jokowi itu tidak
efisien karena anggaran harus digelontorkan ke masing-masing lembaga.
"Kegiatan penelitian itu saya kira ada di semua kementerian. Semuanya ada
sendiri-sendiri," ujar Jokowi di Gedung LIPI, Jalan Gatot Soebroto,
Jakarta Selatan, Selasa (19/9).
Jokowi mengklaim lembaga penelitian yang digabung menjadi satu akan berakibat
positif bagi APBN.
"Semuanya dikumpulin jadi satu di situ. Anggarannya dikumpulin jadi satu
semua di situ. Jadi ya lebih fokus dong. Anggarannya lebih jelas larinya
kemana. Hasilnya bisa diukur jelas. Harus seperti itu. Kalau ndak, nanti
kegiatan penelitiannya cuma diarahkan untuk kepentingan kementerian itu, bukan
kepentingan rakyat. Itu yang bahaya," ucap Jokowi.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News