Pakde Karwo Jadi Narasumber Talkshow Outlook Perekonomian Indonesia 2019

Pakde Karwo Jadi Narasumber Talkshow Outlook Perekonomian Indonesia 2019 Gubernur Jatim Pakde Karwo menjadi Narasumber bersama dengan Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian RI pada Outlook Perekonomian Indonesia 2019 di Ritz Carlton Hotel, Jakarta.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Kerja sama antar daerah yang dibangun pemerintah setidaknya mampu mengoptimalkan potensi daerah dalam peningkatan daya saing perekonomian Indonesia. Apalagi captive market ASEAN sebanyak 40 persen berada di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo saat menjadi narasumber Talkshow Outlook Perekonomian Indonesia 2019 dengan tema “Meningkatkan Daya Saing Untuk Mendorong Ekspor” yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Ritz Carlton Pasific Place Jakarta, Selasa (8/1).

Baca Juga: Pakde Karwo, Mantan Gubernur Jatim, Diperiksa KPK

Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Jatim itu menjelaskan, sebagai langkah peningkatan kerja sama antar daerah dapat dilakukan dengan cara memperkuat pasar domestik, memperkuat basis industri pengolahan di berbagai pulau, serta dukungan SDM ke daerah lain.

“Kerja sama antar daerah bisa mengurangi beban. Jatim sendiri memiliki 26 kantor perwakilan dagang (KPD) pada 26 provinsi yang sangat membantu meningkatkan kerja sama antar daerah,” ujarnya.

Dicontohkan, Jatim bekerja sama dengan Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Kerja sama tersebut melalui misi dagang pada tahun 2016 dengan mengimpor bawang dari Jatim senilai Rp. 980 juta per bulan. Selain itu, Jatim juga mengirim tenaga kerja petani ke kabupaten tersebut.

Baca Juga: Kunjungi JIIPE, Gubernur Khofifah Bahas Kerja Sama Tenaga Kerja Terampil

Selain kerja sama antar daerah, Pakde Karwo juga menekankan soal pentingnya tiga aspek ekonomi utama yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing. Ketiga aspek tersebut yakni tentang produksi, pembiayaan, dan pemasaran. “Produksi ini sebagai langkah awal, sedangkan pembiayaan masih berat,” ujarnya.

Pakde Karwo mencontohkan, soal produksi sendiri di Jatim, memfokuskan pada aspek pengembangan sumber daya manusia (SDM). Selain itu, dilakukan standardisasi produk, peningkatan nilai tambah produk, serta ketersediaan infrastruktur darat, laut, dan udara.

"Juga terdapat ketersediaan infrastruktur kawasan industri dengan total kawasan 36.344,28 hektare," katanya.

Baca Juga: Pakde Karwo Mangkir, KPK Bakal Panggil Ulang

Untuk pembiayaannya, dilakukan cara fiscal engineering dan creative engineering. Fiscal engineering melalui pembentukan BUMD baru utamanya bidang farmasi, pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) kesehatan dan non kesehatan. Termasuk penyertaan modal kredit dana bergulir penunjang ekspor dan hulu hilir agro maritim, serta loan agreement dengan Bank Jatim.

Sedangkan creative engineering dilakukan melalui pinjaman bank dan non bank seperti RSUD Pemprov ke Bank Jatim, obligasi daerah, dan public private partnership (PPP) SPAM Umbulan.

Untuk aspek pemasaran, Pakde Karwo menjelaskan, kalau Pemprov Jatim melakukan penguatan pasar domestik melalui kerjasama antar daerah, yakni melalui KPD dan penguatan supply chain atau substitusi impor.

Baca Juga: KPK Periksa Pakde Karwo

Wapres Sampaikan Tiga Komponen Penting

Pada saat membuka Talkshow Outlook Perekonomian Indonesia 2019 tersebut, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyampaikan tiga komponen penting yang harus dipenuhi dalam hal persaingan global. Ketiga komponen tersebut yakni tentang kecepatan, hal murah, serta hasil yang lebih baik dalam membuat produk. Dan salah satu negara yang memenuhi semua persyaratan tersebut adalah Cina.

“Ketiga komponen daya saing tersebut telah dipenuhi Cina. Lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah,” kata Wapres Jusuf Kalla.

Baca Juga: Khofifah Ajak Gerakan Pramuka Jaga Keutuhan NKRI dari Tiga Ancaman Besar

Menurutnya, kalau ingin maju harus selalu mengevaluasi apa yang sudah dan akan dikerjakan. Termasuk pemikiran para akademisi dalam memberikan pandangannya yang obyektif tentang apa yang harus dilakukan di negara ini.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Darmin Nasution mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk memberikan gambaran atau prospek satu tahun ke depan. Selain itu juga menginformasikan pandangan maupun tanggapan dari stakeholder, sehingga bisa merumuskan daya saing Indonesia.

Dalam hal ini, lanjutnya, daya saing bisa dalam jangka menengah dan panjang. Namun perlu diingat juga penting jangka pendek meningkatkan daya saing. Apalagi melihat kondisi Import meningkat dengan pesat. “Dalam diskusi bisa dirumuskan langkah jangkah pendek dalam meningkatkan daya saing,” jelasnya.

Baca Juga: Gubernur Jadi Saksi Pemecahan Rekor Muri 21 Ribu Apem

Menko Perekonomian RI mengatakan, pada tahun 2019 pemerintah akan fokus dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). "Tahun 2019 akan dilengkapi supply side kalau tadinya fokus betul infrastruktur, tahun 2019 kita akan fokus peningkatan kualitas manusia. Terutama namanya pendidikan vokasi," kata Darmin.

Darmin mengatakan, peningkatan kualitas SDM penting mengingat sebagian besar pekerja di Indonesia lulusan SMP. Untuk itu, perlu jalan pintas untuk meningkatkan daya saing.

"Kita akan mulai fokus SMK yang harus direform besar-besaran mulai dari kurikulum, pelajaran, dan harus ada keterlibatan industri dalam bentuk program magang," pungkasnya.

Baca Juga: Sumamburat: Lengser Keprabon Pakde Karwo

Peserta Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2019 terdiri dari stakeholder pimpinan kementerian/lembaga/badan, pimpinan CEO BUMN, sektor swasta, akademisi, dan media. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO