Kediri Dinyatakan Penderita Demam Berdarah Terbanyak se-Jatim

Kediri Dinyatakan Penderita Demam Berdarah Terbanyak se-Jatim Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten kediri Dr. Adi Laksono. foto: ARIF K/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 12 orang warga asal Kabupaten dinyatakan meninggal dunia akibat serangan penyakit wabah demam berdarah. Karena kejadian ini, Kabupaten tercatat menduduki ranking pertama di Jawa Timur sebagai salah satu daerah yang warganya paling banyak terkena demam berdarah.

"Ranking satu se-Jawa Timur. Korban yang meninggal 12 orang. KLB (kejadian luar biasa) atau tidak, nggak masalah, kita tetap menggerakkan untuk pencegahan," terang kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Adi Laksono MMRS, Senin (28/1) Siang.

Baca Juga: Banjir Banyakan Seret 3 Kendaraan, BPBD Kabupaten Kediri Siapkan Dapur Umum

Menurutnya, pihak Dinkes sebenarnya sudah melakukan upaya pencegahan agar masyarakat tidak terkena penykit tersebut. Tidak hanya pencegahan, pihaknya juga sudah melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat agar tidak sampai terlambat berobat, serta terus gencar melakukan konsolidasi dengan petugas kesehatan agar lebih fokus dalam penanganan pasien.

“Agar menangani lebih fokus, bahwa panas dua hari kita mikir nomer satu, jangan-jangan ini Demam berdarah, meskipun kenyataan bukan, tetapi kita lebih siap. Lebih baik salah diagnosa tetapi tidak kecolongan,” ujar Dr. Adi Laksono.

Terkait wabah penyakit demam berdarah yang dihadapi saat ini, rencananya hari rabu (30/1) besok Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur datang ke Kabupaten untuk melakukan pemantauan secara langsung upaya penanganan yang sudah dilakukan oleh Dinkes Kabupaten .

Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates

Diharapkan kedatangan dari tim Dinkes Provinsi Jawa Timur nantinya bisa memberikan saran atau masukan. “Bisa memberikan saran atau masukan, mengenai langkah-langkah apa yang diperlukan,” katanya.

Banyaknya jumlah penderita penyakit demam berdarah di Kabupaten sekarang ini tidak lepas dari siklus tiga tahun yang sebelumnya juga pernah terjadi. “Siklusnya memang tiga tahunan. Gini, kalau secara budaya piskologis jika ada kasus tinggi kan masyarakat bergerak PSN, waspadalah intinya. Tahun berikutnya turun lupa PSN, padahal PSN sepekan sekali itu penting, ngecek ada jentik atau tidak, kuncinya itu. Turun, tahun kedua mulai meningkat, ditengarai meningkat Desember sudah mulai ada pasien sehingga memasuki bulan Januari langsung tinggi,” bebernya.

Tingginya penderita demam berdarah di wilayah Kabupaten , membawa dampak pada meningkatnya jumlah pasien yang harus dirawat di Rumah Sakit sekarang ini, sehingga hampir rumah sakit penuh. “Rumah sakit sudah mulai penuh, karena apa? Demam berdarah ini ada tiga macam diagnosa,” Urainya.

Baca Juga: JKN Jadi Andalan Keluarga Mahasiswi dari Kandat untuk Atasi Masalah Kesehatan

Tiga macam diagonosa jenis demam berdarah yang dimaksud di antaranya Virus Dengue, Demam Dengue, DBD, dan yang paling dinggap berbahaya dan mematikan adalah DSS (Dengue Shock Syndrom).

Menurut dr Adi Laksono, dari 12 pasien demam berdarah yang meninggal tersebut dinyatakan sudah memasuki kategori diagnosa DSS (Dengue Shock Syindrom). Pasien demam berdarah kategori diagnosa DSS sebenarnya masih bisa ditangani untuk disembuhkan penyakitnya, asalkan pasien harus cepat ditangani.

“Bahkan ada pasien DSS dikirim ke RS Malang, sudah koma, allhamdulilah sembuh. DSS pun kalau cepat penangananya insyah allah sembuh,” pungkasnya.

Baca Juga: Warga Ngasem Kediri Percayakan JKN untuk Pengobatan Keluarganya

Masyarakat diimbau tidak panik, dalam menyikapi penyakit demam berdarah yang sekarang ini terjadi. Ia menginginkan masyarakat tetap fokus untuk melakukan PSN, terutama di lingkungan sekitarnya.

Ia menilai tren penyakit demam berdarah sekarang ini lagi naik di berbagai daerah. Dr Adi Laksono memaparkan peristiwa yang terjadi sekarang ini, belum bisa dinyatakan kejadian luar biasa karena jika dibandingkan tahun lalu, jumlah penderita saat ini lebih turun.

“KLB itu kalau kita lihat secara keseluruhan. Dibanding tahun lalu, kita masih di bawahnya tahun lalu. Tetapi kalau bulan Januari, kita memang lebih tinggi dibanding tahun lalu,” kata Dr Adi Laksono.

Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional

Dari 12 pasien demam berdarah yang meninggal, paling dominan berusia di bawah 15 tahun berstatus balita dan pelajar. Total jumlah warga Kabupaten yang terkena penyakit demam berdarah lebih dari 200 penderita. (rif/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO