KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Selama masa Lebaran lalu, terjadi kemacetan di sejumlah titik Kota Kediri. Masyarakat pun mulai mengeluhkan terjadinya kemacetan di mana-mana. Bahkan, bukan saat lebaran saja, pada jam-jam tertentu, atau hari Sabtu, terutama sering terjadi penumpukan kendaraan saat melintas di jembatan Bandar Ngalim Kota Kediri.
Banyaknya keluhan kemacetan itu dirasakan Ketua DPRD Kota Kediri Kholifi Yunon. Ia mengungkapkan sering mendapat keluhan tentang kemacetan kota yang tidak kunjung terselesaikan saat lebaran beberapa waktu lalu. Kemacetan ini dinilai akan menjadi penghambat atas perkembangan ekonomi warga yang mulai bergeser yang bertumpu pada sektor industri, perdagangan, dan jasa.
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
Kholifi Yunon mengakui kemacetan tidak hanya pada saat lebaran. Pada hari-hari biasa pun jalanan di Kota Kediri sudah mulai tidak nyaman akibat kemacetan. Rekayasa jalan yang diterapkan untuk mengurai kemacetan hanya bersifat sementara.
“Ini berpengaruh pada suasana psikologis bagi pengunjung Kota Kediri. Siapa pun pasti tidak nyaman dengan kemacetan walaupun itu menggunakan mobil mewah sekalipun. Dan ini kaitannya dengan masa depan Kediri. Kalau tidak segera diatasi, orang akan malas berkunjung ke Kota Kediri,” kata Yunan dengan nada serius.
Menurutnya, warga Kota Kediri kini dalam masa transisi dengan menyandarkan ekonominya dari sektor agraris ke sektor industri perdagangan dan jasa. Karena dari sektor inilah yang mampu menopang kehidupan ekonomi warga Kota Kediri. "Dalam hitung-hitungan kami, sektor pertanian tidak lagi bisa dikembangkan di Kota Kediri," terangnya.
Baca Juga: Soal Indonesia Emas 2045, Vinanda-Qowim Siapkan Program Smart Living dan Lingkungan Berkelanjutan
Ini artinya, kata Yunon, segala upaya kebijakan pemerintah harus diarahkan untuk menyongsong agar Kota Kediri menjadi kota yang nyaman dari segi hunian maupun usaha. Sebab jika hanya rekayasa jalan untuk menyelesaikan persolan lalu lintas, hanya akan berlangsung 1-2 tahun saja.
Ia menilai, Kota Kediri harus menyiapkan untuk 15-20 tahun ke depan, mulai dari infrakstruktur untuk mewujudkan kota yang penduduknya bersandar pada basis ekonominya pada perdagangan dan jasa. "Salah satunya dengan membangun ifrastruktur untuk menciptakan kota yang nyaman untuk melakukan aktivitas apapun, baik itu untuk hunian atau usaha. Rekayasa lalu lintas hanya menyelesaikan persoalan 1-2 tahun," ujarnya
Selain itu, lanjut dia, sudah saatnya Kota Kediri memperluas kota, sehingga pusat keramaian tidak lagi terpusat pada beberapa titik. “Kedua, harus ada desain infrakstruktur sehingga kemacetan tidak lagi menjadi momok bagi para pengunjung. Dan inilah peran startegis pemerintah. Bagaimana dengan tindakan pemerintah kehidupan warga menjadi baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi yang lain,” harapnya.
Baca Juga: ODGJ pun di Kota Kediri Kini Haru Miliki KTP-El, Begini Kisah dan Caranya Petugas Perekaman
Dia menyarankan, pembangunan fly over di jalur persimpangan rel kereta api ataupun membangun ring road yang dulu sempat diwacanakan salah satu alternatif untuk mengurai kemacetan. “Itu akan membantu memperlancar arus lalu lintas saat ada kereta yang melintas dan menyebabkan kemacetan,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengaku telah menyiapkan beberapa langkah di antaranya infrastruktur, terutama dengan akan adanya bandara dan juga exit tol. Pihaknya tidak ingin dengan adanya exit tol Kota Kediri menjadi kota yang mati.
“Saat ini masih kita godok beberapa program pembangunan agar Kota Kediri perekonomiannya terangkat dengan adanya exit tol dan bandara,” ujarnya. (rif/rev)
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Harap PGRI Kota Kediri Semakin Solid Majukan Mutu Pendidikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News