MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Persediaan air irigasi di sejumlah waduk di Kabupaten Mojokerto kian mengkhawatirkan. Bahkan persediaan air tangkapan hujan di beberapa waduk diperkirakan akan habis pada Oktober bulan depan.
Jika prediksi tersebut terjadi, maka ratusan hektare sawah akan kesulitan mendapatkan kebutuhan air irigasi.
Baca Juga: Sarasehan HUT ke-76, Pataka Kodam V Brawijaya Dijamas 7 Sumber Mata Air Kerjaan Majapahit
Menurut Dian Sugeng, Kabid Rehabilitasi Rekonstruksi BPBD Kabupaten Mojokerto, seluruh waduk itu diperkirakan akan mengering pada bulan depan. “Jumlah waduk yang ada di Kabupaten Mojokerto ada 61. Pada titik menuju puncak kemarau diperkirakan Oktober nanti umumnya sudah mengering tidak ada air,” katanya, Kamis (19/9).
Menurutnya, dari 61 waduk yang mengering tersebar di 11 kecamatan. Seperti Kecamatan Jetis 3 waduk, Kecamatan Kemlagi 7 waduk, serta terbanyak di Kecamatan Dawarblandong 36 waduk.
Sedangkan, 8 waduk tersebar di Kecamatan Sooko, dan masing-masing satu waduk di Kecamatan Bangsal, Kuterejo, Pungging, dan Puri.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Berangkatkan 6.596 Peserta Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya
“Tak bisa dihindari tiap kali musim kemarau, terlebih di akhir-akhir musik kemarau imbasnya pada pertanian dan peternakan, kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hanya saja kekeringan untuk masyarakat sudah diantisipasi dengan suplai air bersih dari pemkab setiap hari,” terangnya.
Selain itu, musim kemarau panjang juga mengakibatkan ratusan hektare lahan Perhutani Pasuruan dan Tahura Raden Soerjo terbakar selama beberapa hari. "Untuk lahan yang terbakar kemarin sudah mencapai ratusan hektare," ungkapnya. (yep/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News