JAKARTA(BangsaOnline) Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon geram dengan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) karena menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Menurutnya, Jokowi tega menyengsarakan rakyat kecil dengan menaikkan
harga BBM.
"Kok bisa tega gitu loh. Katanya dia dari KPU
naik Bajaj tunjukkan energi murah. Mana? Tukang Bajajnya sekarang mau
bunuh diri frustasi karena malu," kata Effendi di Gedung DPR Jakarta,
Selasa (18/11).
Dia menyarankan sebaiknya Jokowi tidak menghapus seluruh subsidi BBM. Sebab, subsidi BBM sangat diperlukan.
"Masa
biarkan rakyat konsumsi harga pasar. Memangnya Indonesia anut paham
liberal, subsidi wajib dong. Sepanjang komoditi itu strategis dan daya
beli yang belum bisa," ujarnya.
Sebagai anggota DPR dari partai
yang mendukung pemerintah, Effendi pasrah dan tidak bisa berbuat
apa-apa. Dia mengaku hanya bisa menangis setelah Jokowi menaikkan harga
BBM.
"Saya 3 periode di DPR, saya 2 periode di komisi energi.
Saya menangis. Begitu sombongnya pemerintah tidak berempati kepada nasib
rakyat Indonesia," katanya.
" Jadi sangat liberal negeri kita.
Jauh panggang dari api. Kalau kabinet ini bukan presidennya dari PDI,
bagi saya mungkin biasa saja ya. Tapi ternyata, saya kecewa," imbuhnya.
Jokowi memang termasuk presiden yang mencetak rekor. Baru 28 hari menjabat sudah berani menaikkan harga BBM. Dia dilantik 20 Oktober 2014 lalu. Kabinetnya pun baru diumumkan tanggal 26 Oktober lalu.
Baca Juga: Pascaputusan MK, PDIP Gresik Minta Bawaslu Tindak Pejabat dan TNI-Polri Tak Netral di Pilkada 2024
Mantan Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia di era SBY, Yusril Ihza Mahendra juga mempertanyakan kebijakan pemerintahan Jokowi
menaikkan harga BBM di tengah harga minyak dunia yang turun. Ia
menjelaskan, untuk dapat melihat dampaknya, bisa dilihat kondisi sopir
angkutan umum.
"Kalau ingin tahu dampak kenaikan bbm sederhana
saja, lihat pada supir angkot, supir taksi, supir perahu angkutan
penyeberangan," tulis Yusril lewat akun Twitter pribadinya, Selasa
(18/11).
Pakar hukum tata negara itu menambahkan, kenaikan harga
BBM yang tidak diimbangi dengan kenaikan tarif angkutan umum telah
menyengsarakan para sopir. "Taksi dan angkot di jakarta sepi pagi ini.
BBM naik, tapi kenaikan tarif angkutan umum blm diatur. Kasihan para
supir angkot dan taksi," lanjutnya.
Ia pun mempertanyakan, dengan
kenaikan ini, masihkah para sopir tersebut mengacungkan salam dua jari
kepada Jokowi. Salam dua jari merupakan salam khas Jokowi-JK saat kampanye pilpres kemarin.
"Masihkah para supir angkot dan taksi mengucapkan salam dua jari kepada Pak Jokowi," tulisnya.
Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumumkan kenaikan harga
BBM di Istana Negara pada Senin (17/11) malam. Pemerintah resmi
menaikkan harga Premium jadi Rp 8.500 dan Solar menjadi Rp 7.500 per
liter per jam 00.00 atau Selasa = (18/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News