JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Presiden Joko Widodo melantik Sembilan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Jumat (13/12/2019) siang. Ada beberapa nama anggota Wantimpres yang cukup menarik perhatian public. Di antaranya mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Kenapa?
SOEKARWO
Baca Juga: Alasan PDIP Pecat Jokowi dan Kelucuan Pidato Gibran Para-Para Kiai
Dr. Soekarwo ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Wantimpres. Ia dilantik bersama delapan anggota Wantimrpres lainnya. Penunjukan Pakde Karwo - panggilan akrab Soekarwo - menjadi perbincangan publik. Karena Pakde Karwo identik dengan Partai Demokrat. Ia mantan Ketua DPD Demokrat Jawa Timur.
“Dia mundur dari Demokrat. Katanya merapat ke PDIP. Kan Pakde memang GMNI,” tutur petinggi Partai Demokrat kepada BANGSAONLINE.com. Karena itu, ia tak kaget jika Pakde Karwo ditunjuk jadi Wantimpres.
Pakde Karwo semula seorang birokrat tulen. Ia lahir di Madiun pada 16 Juni 1950. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Cabang Dinas Pendapatan Surabaya Selatan, Kepala Subdinas Perbankan, Dinas Pendapatan Surabaya, Kepala Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Jatim, Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jatim, dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur. Lalu terpilih sebagai gubernur Jawa Timur menggantikan Imam Oetomo, gubernur dua periode sebelumnya. Pakde Karwo memang dikenal sebagai orang dekat Imam Oetomo. Pakde Karwo menjabat Gubernur Jawa Timur selama dua periode, yaitu pada 2009-2014 dan 2014-2019.
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
Setelah tak menjabat gubernur Jawa Timur, Pakde Karwo diangkat PT Semen Indonesia sebagai Komisaris Utama PT Semen Indonesia. Ia juga pernah menjabat Komisaris Utama Bank Jatim.
HABIB LUTFI BIN YAHYA
Nama lain dalam deretan Wantimpres yang cukup mendapat sorotan publik adalah Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. Ulama kharismatik yang kini menjabat Rais Aam Idaroh Aliyah Jamiyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) itu dikenal sebagai kiai NU yang moderat dan pendukung Jokowi.
Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin
Ia dilahirkan di kota Pekalongan 10 November tahun 1947. Mengutip laman situs IAIN Syekh Nurjati Cirebon, ibu Habib Luthfi merupakan seorang Syarifah (gelar untuk perempuan yang bernasab Rasulullah), yang bernama Sayidah al-Karimah Syarifah Nur binti Sayyid Muhsin Maula Khilah dan ayah Habib Luthfi bernama al Habib al Hafidz Ali al Ghalib.
Dikutip detik.com, Habib Lutfi tercatat dalam urutan ke-37 daftar 500 muslim paling berpengaruh di dunia edisi Oktober 2018. Peringkat tersebut dirilis Pusat Studi Strategis Islami Kerajaan Jordania.
Habib Luthfi juga dikenal dekat dengan beberapa tokoh nasional, dari mulai mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Presiden Jokowi. Habib Lutfhi juga dikenal sebagai tokoh tarekat Qodliriyah wa Naqsyabandiyah. Ustaz kondang Abdul Somad pernah berbaiat pada tarekat ini melalui bimbingan Habib Lutfhi.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Penunjukan Habib Lutfi tampaknya mewakili warga Nahdliyin. Karena dari jajaran PBNU kini tak ada satu pun yang masuk jajaran Wantimpres.
SIDARTO DANUSUBROTO
Seiain dua nama tersebut, Jokowi juga menngangkat Sidarto Danusubroto sebagai Wantimpres. Ia lahir di Pandeglang, Banten, 11 Juni 1936. Dikutip dari 'Dinamika Politik Hukum Di Indonesia' karya Abdul Manan, Sidarto merupakan purnawirawan jenderal polisi dengan pangkat terakhir Inspektur Jenderal (Irjen).
Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi
Jabatan terakhirnya di Korps Bhayangkara yaitu Kapolda Jawa Barat periode tahun 1988-1991. Sidarto terjun ke politik dengan masuk PDIP. Dia pun sempat terpilih menjadi Anggota DPR RI periode 2009-2014. Pada tahun 2013, Sidarto terpilih menjadi Ketua MPR menggantikan Taufiq Kiemas.
Sidarto adalah orang yang aktif menyarankan Jokowi untuk membentuk kabinet berdasarkan rekomendasi PPATK dan KPK. Kemudian, pada 19 Januari 2015, Sidarto dipilih menjadi salah satu anggota Wantimpres. Kini, dia terpilih lagi menjadi Anggota Wantimpres.
WIRANTO KETUA WANTIMPRES
Baca Juga: Viral Pernyataan Babe Haikal Terkait Sertifikasi Halal, Mahfud MD Beri Tanggapan Menohok
Jokowi juga mengangkat Jenderal TNI (purn) Wiranto sebagai Wantimrpes. Ia adalah mantan Menkopolkam. Ia juga mantan Panglima TNI. Ia lahir di Kota Yogyakarta, 4 April 1947.
Wiranto mendirikan partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan menjadi Ketum Hanura periode 2006-2010. Pada Pilpres 2004, Wiranto pernah maju sebagai capres namun kalah. Presiden Jokowi tidak hanya menunjuk Wiranto sebagai Wantimpres, tapi juga sekaligus sebagai ketua.
ARIFIN PANIGORO
Baca Juga: Warisan Buruk Jokowi Berpotensi Berlanjut, Greenpeace Lantang Ajak Masyarakat Awasi Prabowo-Gibran
Arifin Panigoro dikenal sebagai seorang pengusaha minyak Indonesia. Dia lahir di Bandung pada 14 Maret 1945.
Dikutip dari dari laman IDXchannel, Arifin merupakan pendiri pendiri PT Medco Energi Internasional Tbk. PT Medco ialah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan minyak dan gas bumi. Selain aktif di dunia usaha, lulusan Teknik Elektro ITB tahun 1973 ini juga aktif di politik. Dia sempat terpilih menjadi anggota DPR dari fraksi PDIP pada tahun 2003-2004. Namun, pada tahun 2005 dia keluar dari PDIP.
Arifin juga dikenal di dunia olahraga sepak bola. Arifin termasuk salah satu penggagas Liga Primer Indonesia (LPI). Kini, dia terpilih menjadi Anggota Wantimpres.
Baca Juga: Di Banyuwangi, Khofifah Ucapkan Selamat untuk Prabowo dan Gibran
AGUNG LAKSONO
Tokoh lain yang diangkat sebagai Wantimrpes adalah Agung Laksono. Ia dikenal sebagai politikus senior Partai Golkar. Dia lahir pada 23 Maret 1949, di Semarang.
Dia mulai karirnya di dunia politik dengan masuk Partai Golkar. Dia sempat menjadi anggota DPR 1999-2004, dan menjadi Ketua DPR menggantikan Akbar Tandjung.
Pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) periode 2009-2004. Dia sempat menjadi Wakil Ketum DPP Golkar dalam Munas tahun 2009.
Dalam Munas tahun 2004, Agung Laksono terpilih menjadi Ketum DPP Golkar. Sedangkan pada Munas Golkar tahun ini, Agung terpilih menjadi Ketua Dewan Pakar Golkar.
DATO SRI TAHIR (ANG TJOEN MING)
Presiden Jokowi juga mengangkat Watimrpres dari kalangan Tionghoa. Di antaranya Dato' Sri Tahir (Ang Tjoen Ming). Ia lahir di Surabaya, 26 Maret 1952. Ia dikenal sebagai pengusaha dan filantropis di Indonesia.
Dia merupakan pemilik sekaligus pendiri perusahaan Mayapada Grup. Grup usaha ini pun memilki beberapa unit usaha, seperti perbankan, media, TV berbayar hingga rumah sakit.
Pada tahun 2019, Tahir menempati posisi ketujuh daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Ia memiliki kekayaan senilai 4,8 miliar dollar AS. Sekarang pria 67 tahun ini ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Anggota Wantimpres
PUTRI KUS WISNU WARDANI
Selain Sri Tahir, Jokowi juga mengangkat Putri Kus Wisnu Wardani sebagai Wantimpres. Dia merupakan putri Mooryati Soedibyo (Chow Li Ing), Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) yang juga pendiri dan perintis PT Mustika Ratu.
Ia dikenal sebagai pengusaha kosmetik. Wanita
ini lahir pada 20 September 1959.
Mengutip laman resmi PT Mustika Ratu, Putri
diketahui meraih gelar MBA dari National University, Inglewood, California,
Amerika Serikat, pada 1990. Putri sekarang menduduki posisi Komisaris Utama
sejak diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan - Luar Biasa (RUPSLB),
Juni 2019 lalu.
Sebelumnya ia menduduki jabatan sebagai Direktur Utama PT Mustika Ratu, Tbk sejak tahun 2011. Selama menduduki jabatan tersebut, dia dikenal kerap berinovasi dengan meluncurkan merek yang khusus ditujukan untuk remaja putri dan segmen milenial Indonesia.
MUHAMMAD MARDIONO
Presiden Jokowi juga mengangkat Muhammad Mardiono sebagai Wantimpres. Ia dikenal politisi senior PPP. Selain politikus, dia juga dikenal sebagai seorang pengusaha.Mardiono pernah menjabat Ketua DPW PPP Provinisi Banten. Ia juga sempat menjabat sebagai Waketum PPP saat masih dalam kepimpinan Romahurmuziy.
Mardiono juga sempat digadang-gadang sebagai caketum PPP pada Munas 2020. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News