SURABAYA, BANGSAONLINEcom - Semua para jamaah salat Jumat Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya hari ini, Jumat (27/3/2020), harus melewati water scan. Alat ini menyemprotkan disinfektan kepada para jamaah salat Jumat.
Alat yang merupakan bantuan Pemprov Jawa Timur itu diletakkan di pintu masuk masjid. Otomatis semua jamaah harus masuk “kubus plastik” itu satu per satu.
Baca Juga: Tertarik Ajaran Islam Sejak SMP, Wanita ini Ikrar Syahadat di Usia 25 Tahun di Masjid Al Akbar
(Para jamaah antre satu per satu masuk water scan di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jumat (27/3/2020). foto: MA/bangsaonline.com)
Memang, di tengah merebaknya virus corona, Masjid Nasional Al-Akbar tetap menggelar salat Jumat tapi dengan Standar Operasasional Prosedur (SQP) yang ketat. Saat jamaah mau masuk masjid, petugas mengecek suhu tubuh dengan thermal gun. Jika suhu tubuhnya normal di bawah 37,5 derajat celsius, jamaah dipersilakan masuk.
Baca Juga: Masjid Al-Akbar Terima Dua Orang Berikrar Syahadat, KH Syarifuddin: Hijrah Harus Sungguh-Sungguh
Petugas juga menyemprotkan hand sanitizer ke tangan jamaah satu per satu. Terakhir, petugas memberikan masker kepada jamaah yang belum memakai penutup mulut dan hidung itu.
Khotib Imam Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya juga mempersingkat materi khutbah. Jika biasanya hampir satu jam, kali ini khutbah Jumat hanya berlangsung kisaran 10 menit. Sesi tanya jawab dengan Khotib yang biasanya digelar habis salat Jumat juga ditiadakan.
Baik Khotib maupun Imam Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya lebih banyak memimpin doa agar para jamaah, umat Islam, dan bangsa Indonesia selamat dari semua wabah penyakit, termasuk virus Corona. Imam salat Jumat bahkan membaca qunut nazilah pada rakaat kedua. Yaitu do’a minta kepada Allah SWT agar kita semua diselamatkan dari semua wabah penyakit dan keburukan, termasuk virus Corona.
Baca Juga: Syekh Afeefuddin di Maulid Akbar MAS, Khofifah: Upaya Unduh Berkah Allah dan Syafaat Rasulullah SAW
Pantauan BANGSAONLINE.com, jamaah salat Jumat kali ini turun drastis, sekitar 50 persen. Biasanya jamaah salat Jumat di masjid yang berdiri atas gagasan Wali Kota Surabaya almarhum H Sunarto Sumoprawiro itu hampir penuh dengan shaf (baris) yang rapat.
Hari ini (27/3/2020) bagian dalam masjid penuh, tapi dengan jarak antar makmum satu meter ke samping kanan dan kiri. Perkiraan BANGSAONLINE.com, jarak yang dikosongkan antar makmum ke kanan dan kiri itu bisa diisi empat orang. Berarti dalam jarak satu makmum telah terkurangi empat orang jamaah.
Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya
Menyusutnya jamaah ini karena faktor virus corona. Masjid lain di Surabaya bahkan banyak tutup, tidak menggelar salat Jumat. Diantaranya masjid Masjid Al-Falah yang terletak di Jalan Raya Darmo.
Yang menarik, di tengah heboh virus corona ternyata tak menyurutkan keimanan para muallaf untuk berikrar baca dua kalimat syahadat alias masuk Islam. Kali ini Yeti Sekar Sayekti, seorang remaja putri asal Kota Surabaya. Perempuan milenial itu semula beragama Kristen.
Baca Juga: Presiden Jokowi Jadi Saksi Pernikahan Yusuf dan Jihan, Khofifah: Sebuah Kehormatan yang Luar Biasa
(Yeti Sekar Sayekti saat mengikrarkan dua kalimat syahadat di depan Dr KH Mohammad Sudjak, Kepala Badan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jumat (27/3/2020). foto: MA/BANGSAONLINE.com)
Yeti Sekar Sayekti berikrar baca syahadat di depan Dr KH Mohammad Sudjak, Ketua Badan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Sebelum baca dua kalimat syahadat, Kiai Sudjak bertanya kepada Yeti. “Sampean masuk Islam karena orang lain atau insiatif sendiri,” tanya Kiai Sudjak yang mantan Kakanwil Depag Jawa Timur.
“Inisiatif sendiri,” jawab Yeti Sekar Sayekti tegas.
Baca Juga: Keunggulan Tafsir Al Jailani Dibedah, Khofifah Berterima Kasih ke Syeikh Fadhil
“Sudah bisa baca syahadat?,” tanya Sudjak lagi.
“Bisa,” jawab Yeti. Kiai Sudjak langsung mempersilakan Yeti membaca dua kalimat syahadat.
Dengan suara haru dan bergetar, perempuan milenial itu membaca dua kalimat syahadat. Kiai Sudjak kemudian menuntun artinya, yaitu: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.
Baca Juga: Jumlah Hewan Kurban Jatim Naik, Pj Gubernur Adhy: Kesalehan Sosial Masyarakat Meningkat
Kiai Sudjak – juga dengan penuh haru dan ekpresif – lalu memimpin doa yang diamini Yeti Sekar Sayekti dan para jamaah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya yang belum pulang. Sayekti kemudian menandatangani surat pernyataan bahwa ia sudah masuk Islam disertai tandantangan para saksinya.
“Nanti akan ada bimbingan lanjutan. Bisa datang sendiri dan bisa bersama keluarga,” kata Kiai Sudjak sembari minta agar Yeti Sekar Sayekti istiqamah dan rajin salat lima waktu. Kiai Sudjak juga menyerahkan cinderamata yaitu mukenah, sajadah, dan lain-lain kepada Yeti Sekar Sayekti. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News