SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Demi menjalankan physical distancing, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan permakanan untuk warganya yang termasuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dengan pengawasan (PDP). Permakanan tersebut, rutin diberikan sebanyak sehari tiga kali dalam sehari.
Permakanan tersebut sudah tertuang dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 14 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 60 tahun 2019 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Permakanan di Kota Surabaya.
Baca Juga: Warga Mulyorejo Digegerkan Janda Bersimbah Darah, Diduga Hendak Bunuh Diri
Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan sesuai dengan aturan etika kesehatan, maka identitas mereka pun menjadi rahasia. Termasuk saat pendistribusian makanan juga harus dilakukan secara tertutup oleh petugas puskesmas terdekat.
“Tidak boleh semua orang tahu. Makanya itu, puskesmas membagikan permakanan, telur, pokak, secara tertutup. Supaya tidak banyak orang tahu karena itu etika kesehatannya,” kata Eddy, Rabu (4/8).
Eddy menjelaskan, selain untuk menjalankan physical distancing, pemberian permakanan ini agar warga Surabaya yang statusnya sebagai ODP maupun PDP ini dapat menjaga imunitas tubuhnya dan dapat mengisolasi diri secara mandiri di rumahnya masing-masing serta terus diimbau tidak keluar rumah.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
“Jadi physical distancing itu benar-benar berjalan. Kebutuhannya harus kita cukupi. Kita mungkin tidak bisa mengontrol mereka, tapi kita akan terus imbau supaya tidak keluar rumah,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Kota Surabaya ini pun menegaskan warga diimbau untuk disiplin dan mentaati aturan masa inkubasi selama 14 hari. Terutama warga ODP dan PDP.
“Seperti yang disampaikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, upaya ini membutuhkan kebersamaan pemerintah dengan masyarakat. Artinya semua harus ikut bergerak,” tegasnya.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Selain itu, menu makanan bagi mereka rupanya tidak jauh berbeda dengan permakanan pada umumnya, yakni menu sehat. Namun, yang membedakan adalah setiap kali pengiriman, permakanan ini juga ditambahi minuman tradisional (pokak) dan telur rebus.
“Standarnya Rp 23 ribu per box. Kita tambah telur dan pokak jadi satu di dalamnya,” paparnya.
Tidak hanya sampai di situ, Pemkot Surabaya juga memberikan kebutuhan sehari-hari seperti pasta gigi, sikat, sisir rambut, sabun mandi, dan beberapa kebutuhan lainnya kepada ODP. “Beberapa hari lalu sudah kami kirim ke mereka,” tegas dia.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Kemudian Eddy memastikan sampai dengan hari ini, Rabu (4/8) jumlah ODP mencapai 917 dan PDP mencapai 367. Sehingga dari total tersebut semua akan diberi permakanan tanpa terkecuali sampai masa inkubasi berakhir.
“Kita mengikuti jumlah ter-update setiap harinya. Jadi dipastikan semua ODP dan PDP memperoleh permakanan,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemkot Surabaya Kanti Budiarti menambahkan yang mendapatkan permakanan itu satu keluarga seisi rumahnya. Misalnya, dalam satu rumah terdiri dari lima orang, maka kelima-limanya juga mendapat bantuan yang sama.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Bahkan, ia menyebut proses produksi permakanan itu diserahkan kepada UMKM di masing-masing kecamatan atau kelurahan, karena sekaligus untuk pemberdayaan masyarakat. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News