KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Rapid test yang dilakukan tim Dinkes Kota Batu bagi 313 pedagang Pasar Besar Batu, mendeteksi 4 pedagang reaktif Covid-19.
"Bagi pedagang yang reaktif dilakukan isolasi mandiri dan tidak berjualan selama 14 hari ke depan," ujar M. Chori, jubir Gugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Batu, Kamis (21/5) malam.
Baca Juga: Gelar Sosialisasi Pemungutan, Hitung dan Rekapitulasi Suara, Ini Harapan KPU Kota Batu
Sebelumnya, tim Dinkes juga telah melakukan rapid test terhadap pedagang sayur di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu sebanyak 33 orang pedagang, dengan hasil 1 orang reaktif.
Selain itu, juga telah dilakukan rapid test bagi pegawai hotel Kartika sebanyak 22 orang, denga hasil seluruhnya negatif.
Terkait dengan rencana karantina lokal Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, sesuai dengan rekomendasi dari Dinas Kesehatan, Chori menjelaskan hal itu memang perlu dilakukan. Tujuannya, untuk menekan penularan dan persebaran Covid-19 serta memberikan perlindungan kepada masyarakat agar tidak terinfeksi virus Corona. Namun, karantina lokal hanya berlaku pada 2 RW, yaitu RW 3 yang meliputi RT 11, RT 12 dan RT 13; dan RW 9 meliputi RT 60 dan RT 61.
Baca Juga: Beberkan Manfaat Car Free Day, Pj Wali Kota Batu Borong Dagangan UMKM untuk Panti Asuhan
"Tadi pagi sudah dibahas dengan Satgas Covid Kota Batu bersama dengan pihak Kecamatan dan Forpimcam (Polsek dan Koramil) serta pihak desa. Hasil rapat direkomendasikan untuk dilakukan karantina lokal Desa Giripurno. Rekomendasi Hasil rapat hari ini akan dibahas dengan gugus tugas tingkat kota guna mendapatkan persetujuan dan penetapan dari Ketua Gugus Tugas Kota Batu," terangnya.
Besok (Jumat, 22/5), pihak desa juga akan melakukan rapat dengan pihak kecamatan dan forpimcam bersama tokoh-tokoh dan kepala dusun serta RW dan RT dalam rangka persiapan karantina wilayah secara lokal.
Disinggung tentang pasien konfirm ke-10, M. Chori menyebutkan pasien adalah perempuan berumur 47 tahun asal Desa Pandanrejo. Dia sehari-harinya bekerja sebagai pedagang sayur antar kota dan pengepul besar, kulakan ke pasar Pujon dan Karangploso untuk dikirim ke Banyuwangi.
Baca Juga: Jaga Kamtibmas Jelang Pilkada 2024, Polres Batu dan Tim Gabungan Gelar Patroli Skala Besar
"Riwayat sakit yang bersangkutan mengeluh gejala pertama kali tanggal 4 Mei 2020 dengan keluhan demam tinggi dan batuk. Lalu tanggal 5 Mei 2020 pasien masuk Rumah Sakit UMM Tlogomas dengan keluhan sama demam tinggi, batuk, dan disertasi sesak napas. Hasil rontgen menunjukkan gambaran pneumonia. Kemudian yang bersangkutan dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif, lalu dilanjutkan dengan swab test. Swab ke-1 tanggal 6 Mei 2020 dan hasilnya dikirim ke BBTKL Surabaya, namun sampai saat ini belum keluar. Lalu dilakukan swab ke-2 tanggal 16 Mei 2020 dan hasilnya dikirim ke RS UB Malang," jelas Chori.
"Selanjutnya selama menjalani perawatan kondisinya terus membaik sehingga tanggal 19 Mei 2020 yang bersangkutan diperbolehkan pulang dengan dijemput oleh petugas dari PKM Bumiaji, dengan posisi hasil swab (PCR) masih belum keluar. Hasil swab (PCR) baru keluar tanggal 21 Mei 2020 dari RS UB dan yang bersangkutan dinyatakan positif Covid-19. Hasil tes kedua ini dijadikan acuan penetapan status positif," jelasnya.
Pasien juga memiliki riwayat perjalanan takziah ke Pujon, yaitu salah satu pasien konfirm Pasar Keputran pedagang sayur di Surabaya. "Langkah yang dilakukan melalui tracing yang memiliki kontak erat dengan pasien, yaitu ada 3 orang dan telah dilakukan rapid test dengan hasil semua non reaktif," pungkasnya. (asa/rev)
Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Tinjau Perbaikan Stadion Brantas dan GOR Gajah Mada
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News