SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sejak ditetapkannya COVID-19 sebagai pandemi oleh WHO pada akhir bulan Maret 2020 lalu, kondisi kehidupan masyarakat berubah. Mereka sudah beradaptasi dengan segala aturan terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maupun transisi New Normal.
Memasuki masa transisi ke normal baru, tentunya memberikan dampak terhadap cara hidup, tidak terkecuali berinvestasi. PermataBank melalui produk Wealth Management-nya memberikan solusi untuk memanfaatkan potensi berinvestasi di masa yang baru dalam bentuk Reksadana dan Obligasi Negara Ritel (ORI) dengan memanfaatkan momentum kondisi pasar saat ini.
Baca Juga: Ide Luhut soal Family Office, Bagaimana Efeknya Jika Diterapkan di Madura?
Menurut data riset PermataBank untuk Kepemilikan Asing Pasar Obligasi, total dana yang keluar dari pasar obligasi Indonesia mencapai Rp 140 triliun yang terjadi pada Maret 2020 (appendix Tabel 1), sementara April-Mei 2020 mulai terlihat ada aliran dana masuk.
Indonesia adalah negara yang memiliki perbedaan imbal hasil paling tinggi dengan US Treasury sebesar 7.12 persen yang merupakan salah satu indikator penting bagi investor asing untuk berinvestasi kembali di Pasar Obligasi Indonesia.
Baca Juga: Cara Cek Pinjol yang Sudah Berizin OJK Melalui WhatsApp
Selain pasar obligasi, pasar saham pun saat ini sudah terkoreksi, sehingga valuasi saham di Indonesia menjadi sangat relatif murah dibandingkan negara lainnya dengan Price to Earning (PE) Ratio sebesar 12.5 kali, dan perbedaan PE Difference sebesar -3.66.
“Kondisi pasar saham dan pasar obligasi saat ini adalah momentum yang sangat tepat untuk melakukan diversifikasi investasi lebih besar pada pasar saham dan obligasi Indonesia, terutama Reksadana dan ORI017. PermataBank mendukung inisiatif Pemerintah yang telah membuka penawaran ORI017 dengan memudahkan para nasabah melakukan transaksi investasi dengan PermataMobile X dan PermataNet. Kami juga menawarkan cashback sampai dengan 3 juta Rupiah untuk setiap pembelian ORI017 melalui PermataNet dan potongan 50 persen untuk biaya pembelian reksadana melalui PermataMobile X tersebut,” ujar Direktur Retail Banking PermataBank, Djumariah Tenteram.
Baca Juga: Menteri Bahlil Sebut Warga Tak Tolak Investasi, ini Janji Pemerintah untuk Pulau Rempang
Djumariah menyampaikan, bahwa Pemerintah Indonesia telah membuka masa penawaran ORI seri ORI017 pada tanggal 15 Juni 2020. Hal ini memberikan momentum bagi masyarakat sebagai investor untuk memiliki surat utang pemerintah tersebut dari 15 Juni sampai 9 Juli 2020.
Nilai lebih dari ORI017 adalah imbal hasil tetap sebesar 6,4 persen gross per tahun dan memiliki potongan Pajak Penghasilan (PPh) final sebesar 15 persen, lebih kecil dari potongan PPh final untuk bunga deposito, dan tabungan sebesar 20 persen. Selain itu, investor ORI017 juga bisa mendapatkan potensi keuntungan capital gain dari apresiasi harga, dengan cara menjual kepemilikan obligasinya di pasar sekunder.
"Bagi nasabah yang tertarik berinvestasi dengan risiko yang minimal dan hasil imbal yang optimal, PermataBank memberikan kenyamanan bertransaksi Reksadana melalui digital (PermataMobile X dan PermataNet) dan pengelolaan portofolio secara aktif bersama oleh Manajer Investasi terdedikasi. Reksadana memuat beberapa instrumen investasi seperti deposito, obligasi, dan saham dalam satu portfolio. Hasilnya pun tidak dikenai potongan pajak karena bukan termasuk objek pajak," jelasnya.
Baca Juga: Edukasi Keuangan Digital di PRS Pandaan 2023, BRI Dorong Pelaku UMKM Manfaatkan QRIS dan BRImo
“Keadaan normal baru memberikan ruang bagi kita untuk berpikir lebih cermat dalam memanfaatkan potensi investasi, terutama bagi nasabah PermataBank. Sejalan dengan visi kami untuk menjadi Bank pilihan yang memberikan nilai bermakna bagi nasabah, kami akan selalu meyediakan layanan yang simple, fast, dan reliable terutama dalam berinvestasi,” tutup Djumariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News