Obat ​Pertama di Dunia, Obat Covid-19 Unair Diminum Dua Kali Sehari

Obat ​Pertama di Dunia, Obat Covid-19 Unair Diminum Dua Kali Sehari Dr. dr. Purwanti (kiri). foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Obat covid-19 hasil temuan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tampaknya akan menjadi obat pertama di dunia. Apalagi Badan Kesehatan Dunia (WHO) hingga sekarang belum merekomendasi satu obat pun untuk kesembuan pasien covid-19.

Tapi bagaimana cara minum obat ini agar efektif menyembuhkan virus corona? Ketua Tim Uji Klinis Unair, Dr. dr. Purwati, menyatakan bahwa resep itu harus diminum dua kali sehari. Menurut dia, meski obat ini hanya diuji klinis kepada pasien usia 18 tahun ke atas, tapi dengan dosis tertentu bisa juga digunakan pasien usia 18 tahun ke bawah.

Baca Juga: Presiden BEM Unair Dapat Intimidasi, Dekan Bagong Suyanto Cabut Pembekuan BEM

Purwati yang juga Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Stem Cell Unair itu memastikan bahwa obat ini tidak menimbulkan efek samping berbahaya bagi pasien. “Jadi, relatif aman untuk dipakai,” kata Purwanti dikutip Jawa Pos pagi ini, Ahad (16/8/2020). Menurut dia, kekhawatiran efek samping pada organ seperti jantung, ginjal, dan liver pasien sudah diperiksa dan hasilnya tidak ada masalah.

Unair bekerja sama dengan TNI-AD dan Badan Intelijen Negara () mengadakan penelitian tentang . Obat itu secara klinis telah diujicobakan kepada 754 kepada prajurit TNI-AD yang tengah menempuh pendidikan di Sekolah Calon Perwira (Secapa) Bandung Jawa Barat. Hasilnya menakjubkan. Dinyatakan sembuh.

“Ini akan menjadi pertama di dunia,” kata Rektor Unair Mohammad Nasih di Markas Besar TNI-AD (Mabesad), Sabtu (15/8/2020).

Baca Juga: Gala Dinner Pimnas ke-37 Unair, Pj Gubernur Jatim Komitmen Dukung Perkembangan Perguruan Tinggi

Pada bulan lalu, 1.308 siswa Secapa memang sempat dinyatakan positif covid-19 sehingga menjadi klaster baru di kota Bandung. Namun berkat hasil uji coba obat dari Unair itu mereka dinyatakan sembuh.

(Rektor Unair Prof. Dr. Mohammad Nasih. foto: dok. unair)

Baca Juga: Ketua IKA Unair Khofifah: Gaungkan Semangat Berkarir dengan Napas 'Excellent With Morality'

Menurut Nasih, tiga kombinasi obat yang diuji klinis Unair terdiri dari lopinavir/ritonavir dan azithromycin, lopinavir/ritonavir dan doxycycline, serta hydroxuchloroquine dan azithromycin.

Menurut guru besar Unair itu, obat-obat itu secara tunggal telah dipakai peneliti di berbagai negara. Namun, kata dia, setelah dikombinasikan ternyata daya penyembuhannya meningkat dengan tajam dan baik. Bahkan efektivitas ini ada yangmencapai 98 persen.

“Tidak ada celah yang kemudian bisa menghalangi (obat) ini untuk berlanjut pada proses berikutnya,” kata Nasih. Yakni untuk memproduksi secara masal. Hanya saja, untuk memproduksi secara masal, Unair, TNI-Ad dan menunggu izin produksi dan edar dari BPOM.

Baca Juga: Prof BUS Kembali Jabat Dekan FK Usai Diberhentikan, Rektor Unair: Putus Nyambung Seperti Pacaran

Menurut Nasih, hasil uji klinis yang dilakukan ini menunjukkan bahwa ini siap dipakai kepada pasien yang tertular virus SARSCoV-2. Baik yang masuk kategori ringan, sedang, maupun berat.

Meski demikian ada satu catatan: ini tidak cocok untuk pasien yang sudah ditangani menggunakan ventilator atau alat bantu pernapasan.

Nasih juga menekankan bahwa penelitian ini dilakukan sejak setengah tahun lalu. Tepatnya sejak Maret 2020. “Jadi kalau ada isu di luaran, bikin obat kok kayak bikin tahu saja, itu tidak benar,” kata Nasih.

Baca Juga: Bertemu Presiden Jokowi, Khofifah dan Rektor Unair Serahkan Konsep untuk Indonesia Maju 2034

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa berharap upaya Unair, TNI-AD dan mendapat dukungan. Sehingga produksi masal obat ini segera bisa dilakukan.

(KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa. foto: kompas tv)

Baca Juga: KSAD Tinjau Langsung Progres 12 Rumah Dinas Prajurit ke Yonif 512/QY

Menurut Andika, Menteri BUMN Erick Thohir sudah mengetahui keberadaan ini. “Dan beliau mendukung proses produksinya,” kata Andika yang juga Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Ia yakin bahwa masalah izin produksi dan izin edar segera tuntas. Ia bahkan akan bertemu Ketua BPOM untuk membahas masalah ini Rabu (19/8/2020).

Tampaknya, baik Unair maupun TNI-AD dan sudah yakin bahwa obat ini sangat efektif. Terutama setelah melihat keberhasilan TNI-AD menyembuhkan 1000 lebih pasien covid-19 dalam tempo kurang lebih sebulan. Di antara 1.308 pasien covid-19 di klaster Secapa, 754 pasien dinyatakan sembuh. (tim)

Baca Juga: Khofifah Sebut IKA Unair Dukung Penuh Upaya Percepatan Indonesia Emas Sebelum 2045

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO