JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Ratusan hektare lahan persawahan di Desa Rejoslamet, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang ditanami jagung diserang hama tikus.
Serangan tikus membuat petani di wilayah tersebut hanya bisa mengelus dada. Sebab, diperkirakan jagung mereka gagal panen dan merugi. Selama ini segala upaya sudah dilakukan agar hewan pengerat itu hilang, mulai dari menyemprotkan obat pembasmi dan sebagainya.
Baca Juga: Banjir di Jombang Tak Kunjung Surut, Jumlah Pengungsi Bertambah
Seperti yang dirasakan Supri (55), salah satu petani warga Dusun Banjarsari, desa setempat. Sawah seluas satu hektare miliknya yang ditanami jagung mulai dari usia dua minggu hingga menjelang panen sudah diserang hama tikus.
“Dari awal sudah diserang. Tikus memakan tanaman jagung yang baru tumbuh. Kemudian saya berikan racun tikus, akhirnya serangannya agak mereda. Sekarang, saat jagungnya mulai berbuah diserang lagi,” ucapnya saat ditemui wartawan di sawah miliknya, Minggu (18/10/20).
“Serangan pada buah jagung ini sangat mengenaskan. Biji jagung di setiap pohon sudah tidak utuh. Rata-rata tersisa setengah, bahkan tak sedikit hanya menyisakan bonggol jagung yang sudah mengering. Saya beri racun dan pernah bersama petani lain melakukan perburuan tikus, tapi hasilnya nol,” imbuh Supri.
Baca Juga: Kejagung Tangani Kasus Dugaan Oknum Jaksa Terima Suap di Jombang
Dengan kondisi seperti ini membuat para petani jagung di wilayah tersebut tak bisa lagi berbuat banyak. Sebab, waktu panen tinggal hanya menghitung hari saja, sementara jagung tak bisa dipanen. Bisa dipastikan tahun ini para petani merugi rata-rata hingga 90 persen.
“Biaya yang sudah saya keluarkan sekitar 12 juta untuk satu hektare tanaman jagung. Sebagian tanaman jagung sudah habis. Nanti kalau masih bisa panen ya syukur, kalau gak bisa ya mau gimana lagi. Kalau kondisi seperti ini ya paling hanya dapat 5 juta,” terangnya.
Sementara, Perangkat Desa Rejoslamet, Taufik mengatakan, ada lima dusun yang berada di desanya dengan total sekitar 100 hektare lebih tanaman jagung yang diserang hama tikus. Menurutnya, petani seakan-akan sudah tidak bisa mengendalikan hama tikus. Sudah berbagai cara dilakukan untuk menanggulangi serangan hewan pengerat itu.
Baca Juga: Afvour Watudakon Jombang Meluap, Ratusan Rumah Warga Terendam
"Sudah banyak cara dilakukan mulai dari obat-obatan, berburu dengan cara menembak dan gropyokan, semuanya sia-sia. Banyak petani yang putus asa hingga terpaksa tanaman jagungnya dijual sebelum berbuah untuk makanan ternak," ungkapnya.
Disinggung apakah sudah ada perhatian dari pemerintah setempat terkait serangan hama tikus, Taufik mengatakan belum ada bantuan dari Dinas Pertanian untuk serangan hama ini. Karena memang, belum ada yang melapor pada dinas terkait.
“Kami belum melaporkan ke dinas terkait maupun penyuluh. Kami berharap dinas terkait segera memberikan bantuan dan solusi agar petani tidak merugi,” pungkasnya. (aan/ian)
Baca Juga: Aplikasikan Teknologi AI, Perumdam Tirta Kencana Jombang Raih Top Digital Awards 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News