SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemkot Surabaya melalui Dispendik tengah mematangkan konsep penerbitan 1.000 buku karya para guru se-Surabaya. Rencananya, ribuan buku ini akan diluncurkan bertepatan dengan puncak peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 November 2020 mendatang.
Kepala Dispendik Kota Surabaya Supomo mengatakan, program yang dinamakan Sasek Sabu (Satu Sekolah Satu Buku) ini merupakan karya tulis dari para guru mulai jenjang TK, SD, dan SMP se-Surabaya, juga Pengawas dan Penilik sekolah.
Baca Juga: Respons Keluhan Wali Murid, Dispendik Surabaya Tutup Sementara Penjualan Seragam Baru
"Pengawas, penilik, dan kepala sekolah juga termasuk guru. Mereka adalah guru yang diberi tugas tambahan. Para guru ini bisa menuliskan pengalaman yang sudah dilalui," kata Supomo, Selasa (20/10).
Mantan Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya ini menjelaskan, program Sasek Sabu sengaja dibuat untuk terus mengasah kreativitas para guru meskipun di masa pandemi Covid-19. Ia bersyukur karya tulis guru ini pun mendapat respons baik.
"Sudah ada beberapa sekolah yang mengumpulkan buku dari karya para guru ini. Temanya bermacam-macam, sesuai dengan keahlian masing-masing guru," jelas Supomo.
Baca Juga: Indikasi Kecurangan PPDB di Surabaya, Puluhan Wali Murid Akui Sengaja Manipulasi Alamat
Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan Dispendik Surabaya Mamik Suparmi menambahkan, karya buku bermacam-macam mulai dari antologi atau kumpulan tulisan, kumpulan esai, kumpulan artikel, hasil karya tulis ilmiah (KTI), serta karya inovasi guru. "Satu buku minimal 60 halaman. Itu di luar cover, daftar isi, kata pengantar, serta daftar pustaka," tambah Mamik.
Sebelum mengumpulkan buku-buku tersebut, lanjut Mamik, para guru harus mendaftarkan diri secara online disertai mengunggah file buku dalam bentuk PDF. Serta mengunggah Surat pertanggungjawaban mutlak (SPTJM) dari kepala sekolah masing-masing.
"Jadi, kepala sekolah harus memastikan terlebih dahulu bahwa buku yang akan dikirim itu telah terbebas dari unsur SARA, kekerasan, politik, kata dan gambar tidak sopan, serta unsur-unsur provokatif," lanjut Mamik.
Baca Juga: Kajian Belajar Tatap Muka di Surabaya Tinggal Finalisasi
Ia mengungkapkan, buku-buku dalam bentuk PDF tersebut nantinya akan diunggah ke dalam perpustakaan milik Dispendik Surabaya. Maka, buku tersebut dapat diakses oleh guru-guru dari daerah lain agar bisa terinspirasi.
Sementara untuk proses pengumpulan buku dilakukan mulai dari tingkat kecamatan. Selanjutnya diserahkan kepada koordinator wilayah. Dari koordinator wilayah diserahkan ke tingkat kota, baru diserahkan kepada Dispendik Kota Surabaya.
"Batas akhir pengumpulan buku itu sampai 6 November 2020. Bagi sekolah yang sudah cetak buku, bisa mengirim buku ke korwil kecamatan masing-masing dan mengisi link yang sudah kami siapkan," pungkas Mamik. (ian/rev)
Baca Juga: Kasus Logo Parpol di Materi Daring TV Lokal, Dewan Pendidikan Minta Disdik Tanggung Jawab
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News