SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghina Islam menuai petaka. Negara-negara berpenduduk Muslim memboikot produk negara pusat alat-alat kecantikan itu. Bahkan di media sosial kini beredar daftar produk Prancis yang harus diboikot, termasuk yang diproduksi di Indonesia. Antara lain: Aqua, Yakult, Vit, SGM, Carrefour, Mobil Peugeot, Citroen, Renault, dan produk lainnya.
Kuwait, misalnya sangat tegas. Seperti dikutip CNBC, jaringan supermarket di Negara tersebut mengeluarkan semua produk Prancis dari rak sebagai bentuk aksi protes.
Baca Juga: Teken MoU, Aqua dan Rekosistem Kelola 1.400 Metrik Ton Sampah Botol Plastik
Begitu juga Qatar. Alwajba Dairy Company dan Almeera Consumer Goods Company mengatakan akan memboikot produk Prancis dan akan memberikan alternatif lain.
Yordania, Palestina, hingga Israel juga melakukan hal yang sama. Universitas Qatar juga melakukan boikot. Bahkan Perguruan tinggi tersebut memutuskan untuk menunda Pekan Budaya Prancis sebagai protes atas penghinaan anti-Islam.
Seruan boikot juga terjadi di Kuwait dan Turki. Bahkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta warganya tak membeli barang-barang asal Prancis.
Baca Juga: Berbagi Berkah Ramadan, Muslim Pro dan AQUA Berikan Paket Umrah untuk 3 Orang
(Tangkapan layar produk-produk yang diserukan diboikot yang beredar di media sosial. Foto: WA)
Bagaimana dengan Indonesia? Meski Presiden Joko Widodo mengecam pernyataan Presiden Macron, tapi pemerintah Indonesia tak melakukan boikot. Namun kampanye boikot banyak dilakukan oleh beberapa lembaga Islam. Termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca Juga: Artis Cantik Ini Ingin Capres Bisa Ngaji, Pendukung Capres-Cawapres Tak Bisa Ngaji Ngamuk!
Loh, tapi kenapa Aqua kok ikut diboikot? Bukankah perusahaan air mineral ini didrikan oleh Tirto Utomo dengan nama PT Golden Mississippi pada 1973. Yang pabrik pertamanya berada di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat?
Betul. Tapi pada 1998, PT Tirta Investama dan Danone - melalui Danone Asia Holding Pte.Ltd - menandatangani perjanjian berkolaborasi membentuk grup Aqua. Pada tahun 2000 Aqua pun mulai mencantumkan 'Danone' di seluruh produknya.
Nah, seperti dilansir detik.com, Danone membeli banyak saham milik PT Tirta Investama (sebelumnya tercatat sebagai PT Aqua Golden Mississippi) di Bursa Efek Indonesia. Bahkan sekarang, Danone menjadi pemegang saham mayoritas grup Aqua.
Baca Juga: Nobar Final Piala Dunia di Ponpes Alfalah Shiddiqiyyah, Penonton Bubar Saat Prancis Tertinggal 0-2
Lalu Danone itu perusahaan mana. Danone adalah produsen makanan dan minuman yang berkantor pusat di Prancis. Nah.
Karena itu wajar jika para pengelola perusahaan asal Prancis di Indonesia - termasuk Aqua - kalang kabut. Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, menjelaskan, beberapa produk yang dijual di Indonesia saat ini, seperti Aqua dan SGM, murni hasil pengembangan dalam negeri.
"Produk-produk kami seperti SGM dan Aqua, adalah produk-produk yang dikembangkan dan diproduksi di Indonesia oleh tenaga kerja Indonesia untuk konsumen Indonesia," kata Arif Mujahidin dalam keterangan tertulis, Senin (2/11/2020).
Baca Juga: Daftar Juara, Pemain Terbaik dan Top Skor Piala Dunia, 1930-2022
(Protes di berbagai negara marak, mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron. Seorang anak memegang foto Presiden Prancis Emmanuel Macron, dicap sepatu, saat demo terhadap Prancis di Istanbul, Minggu, 25 Oktober 2020. foto: AP/Emrah Gurel/republika.com)
Menurut dia, Aqua telah hadir di Indonesia sejak 1973. Bahkan, SGM berproduksi sejak pada 1965. "Perusahaan kami tidak memiliki afiliasi politik dan hal-hal di luar bisnis kami," ujar Arif. Ia menyambut baik langkah pemerintah yang tidak memboikot produk-produk Prancis, seperti negara lain.
Baca Juga: Argentina Juara Piala Dunia 2022 usai Kalahkan Prancis Lewat Drama Adu Penalti
"Kami akan tetap melanjutkan komitmen kami untuk melayani kebutuhan nutrisi dan hidrasi sehat melalui jutaan pedagang yang menjual produk kami di Indonesia dan disiapkan oleh hampir dari 15.000 karyawan kami di seluruh Indonesia," kata Arif dalam rilisnya yang dikirim ke media.
Lalu bagaimana dengan Yakult? Hingga kini perusahan Yakult belum merespon aksi boikot itu. Justru beberapa pembaca BANGSAONLINE.COM yang berkomentar. Mereka menyebut perusahaan Yakult dari Jepang.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, seorang guru bernama Samuel Paty (47) secara sengaja menunjukkan karikatur Nabi di depan murid-muridnya. Padahal kartun Nabi yang dimuat Mingguan Charlie Hebdo itu telah menuai protes di seantero dunia. Maklum, dalam ajaran Islam, wajah maupun sosok Nabi Muhammad SAW tak boleh digambar atau divisualkan.
Baca Juga: Juara Piala Dunia FIFA dari Masa ke Masa, Brasil Masih Superior
Akibatnya banyak orang tua beragama Islam di Prancis protes. Bahkan Abdoullakh Abouyezidovitch, pemuda berusia 18 tahun kelahiran Moskwa memenggal leher Samuel Party. Namun beberapa menit kemudian aparat keamanan Prancis menembak mati Abdoullakh Abouyezidovitch dengan sembilan tembakan. Pemuda pendatang dari Chechnya itu pun meninggal dunia.
Majalah Charlie Hebdo dikenal sangat provokatif dan anti agama. Charlie Hebdo terkenal sekuler dan banyak menampilkan kartun, laporan, polemik, dan lelucon.
Seperti dikutip independent, majalah Charlie Hebdo selalu mengolok-olok semua jenis agama dan kepercayaan, serta menyindir tokoh-tokoh publik, pendiri agama, politikus, hakim, dan bankir, tapi membela hak-hak perempuan.
Baca Juga: Wali Kota Kediri Beri Cenderamata Peserta Terjauh KSF #5, dari Penjuru Nusantara Hingga Luar Negeri
Ironisnya, penghinaan terhadap agama lain - dalam hal ini Islam - justru dibela oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Pada Jumat, 23 Oktober 2020, Macron menyatakan bahwa dirinya tak melarang Charlie Hebdo menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Ia justru menyatakan bahwa Islam sekarang sedang megalami krisis di seluruh dunia.
Macron mengatakan guru yang terbunuh itu adalah korban serangan teroris Islam.
"Kami tidak akan melepaskan kartun," ujarnya dalam upacara untuk menghormati guru pekan lalu. "Dia dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kita, mereka tidak akan pernah memilikinya," ujarnya menambahkan. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News