JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Kedatangan vaksin COVID-19 pada Minggu (6/12) lalu menjadi kabar baik bagi upaya pencegahan pandemi COVID-19. Setelah datangnya vaksin COVID-19, pemerintah masih menunggu hasil evaluasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) untuk melaksanakan program vaksinasi kepada masyarakat.
Namun setelah nantinya pelaksanaan vaksinasi berjalan, masyarakat harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), karena dengan cara itulah Indonesia bisa cepat keluar dari pandemi COVID-19.
BACA JUGA:
- Mulai 1 Januari 2024 Vaksin Covid-19 Tak Lagi Gratis
- Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kepala Dinkes Jember Imbau Lansia Tidak Keluar Kota
- Masa Transisi Menuju Endemi, Gubernur Khofifah: Masyarakat Boleh Tak Kenakan Masker Asal Sehat
- Kemenkes Sebut Isu Hoaks Pengaruhi Capaian Imunisasi Nasional Masih Rendah
Dr. Ede Surya Darmawan, S.K.M., M.D.M., Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia membenarkan bahwa vaksin itu adalah upaya protektif terhadap penyakit spesifik.
"Beberapa virus dan bakteri di Indonesia memang sudah lama kita lawan dengan imunisasi, sehingga di Indonesia kita mengenal program imunisasi, kemudian beberapa penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi bisa tereleminasi. Vaksin COVID-19 ini juga diharapkan memiliki peran seperti itu nantinya," ujarnya dalam acara Dialog Produktif bertema "Vaksin Datang, Tetap Disiplin 3M” yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (10/12).
Lebih jauh lagi, Dr. Ede menjelaskan perhitungan untung rugi dari program vaksinasi nantinya. “Vaksin itu untungnya lebih banyak daripada ketika kita harus sakit. Bukan hanya menelan biaya rata-rata Rp 184 juta per orang, tapi juga kita rugi karena tidak bisa produktif bekerja. Sejauh ini vaksin sebagai intervensi kesehatan masyarakat dalam pencegahan penyakit menular sudah terbukti efektif sejak lama”.
Terkait efek ikutan setelah divaksinasi, menurut Dr. Ede, hal tersebut hanya sekadar ketidaknyamanan yang bersifat sementara. “Sakitnya hanya karena ditusuk jarum suntik, kemudian ada bengkak, badan panas. Tapi itu tidak akan berlangsung lama. Kalau vaksinnya efektif maka akan segera terbentuk antibodi sehingga kita akan kebal terhadap suatu penyakit yang spesifik,” ungkapnya.