SURABAYA (BangsaOnline) - Badan Meteorologi Klimitologi dan Geofisiaka (BMKG) memprediksi cuaca ekstrim akan melanda 13 provinsi termasuk Jawa Timur. Hal itu ditandai dengan Kelembaban udara cukup tinggi di sebagian besar Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Kondisi tersebut mendukung pertumbuhan awan-awan hujan hampir di sebagian besar wilayah Indonesia sehingga curah hujan tinggi. Akibat curah hujan yang tinggi itu, di Jatim sejumlah wilayah di Tapal Kuda dan Pantura mengalami banjir bandang.
Baca Juga: Akibat Curah Hujan Tinggi, PKL di Taman Semeru Probolinggo Keluhkan Omzet Turun
Orang nomor satu di Komisi E itu juga menginstruksikan kepada para anggota Komisi E untuk memantau daerah pemilihan masing-masing. Bahkan Agung juga minta para anggota Komisi E langsung turun ke lapangan begitu terjadi bencana di dapil. Menurutnya dengan pengawasan dengan sistem dapil lebih efektif, karena para anggota Dewan pasti lebih mengenal dapilnya.
Dokter lulusan Unair ini tak sekedar bicara, sebab ia turun langsung ke lapangan saat terjadi banjir bandang di kecamatan Prajekan, kabupaten Bondowoso, Agung langsung turun ke lokasi yang notabene adalah daerah pemilihannya. Banjir bandang yang mengakibatkan 420 warga rusak dan 65 rumah hanyut itu bisa cepat ditangani karena koordinasi yang baik antara BPBD dengan pemkab serta instansi terkait.
“Sejauh ini saya menilai kinerja BPBD dalam tanggap bencana sudah cukup baik. Namun hal itu harus ditingkatkan mengingat masih tingginya curah hujan membuat bencana bisa datang kapan saja. Saya juga minta semua potensi yang dimiliki BPBD disigakan. Bahkan kalau perlu dana on call yang dimiliki bisa dimanfaatkan,”tegas anggota parlemen asal dapil Jatim III itu.
Baca Juga: Gelombang Tinggi, Para Nelayan di Kota Probolinggo Pilih Tidak Melaut
Terpisah, anggota Komisi E DPRD jatim, Kartika Hidayati mengungkapkan wilayah pantura menjadi salah satu wilayah yang perlu dapat perhatian khusus. Pasalnya, di sana banyak sungai besar seperti Kali Lamong dan juga dilewati aliran Sungai Bengawan Solo. Dengan kondisi tersebut wilayah pantura dengan mudah mengalami banjir bila terjadi hujan. Apalagi kalau curah hujannya tinggi seperti saat ini, bisa dipastikan akan terjadi banjir bandang seperti yang terjadi di Gresik dan Lamongan baru-baru ini.
Wakil rakyat asal dapil Gresik dan Lamongan ini membeberkan, wilayah pantura sangat rentan mengalami banjir bandang karena infrastruktur yang tidak memadai. Politisi perempuan asal Fraksi PKB itu menyontohkan kualitas pintu air yang ada tidak sesuai dengan volume debit air yang tinggi. Akibatnya air selalu meluap ke permukaan. Dampaknya fatal, karena air tidak hanya menyerang permukiman warga tetapi juga menggenangi lahan pertanian dan tambak-tambak milih para petani. Dampaknya, kerugian materiel yang tidak sedikit dialami warga.
“Saya berharap pihak PU Cipta Karya bisa membangun pintu air dengan kapasitas dan volume yang lebih maksimal sehingga bisa menampung debit air saat curah hujan tinggi. Selain itu pembangunan pompa air di sejumlah titik juga harus ditambah,”papar Kartika.
Baca Juga: BMKG Kalianget Warning Masyarakat untuk Selalu Update Info Cuaca
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News