LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten Lamongan menyalurkan 15 ton bantuan beras secara bertahap kepada masyarakat terdampak banjir. Selain bantuan beras, Pemkab Lamongan juga membuka pemeriksaan kesehatan secara gratis di setiap desa terdampak banjir di enam kecamatan.
Wilayah Lamongan dapat dikatakan sebagai wilayah yang rentan terhadap banjir, hal ini dikarenakan secara topografis sebagian wilayah Lamongan merupakan daerah rawa yang memiliki ketinggian lebih rendah dari rata-rata permukaan air laut. Oleh sebab itu, dapat pula dikatakan bahwa banjir di Lamongan merupakan banjir kiriman.
Baca Juga: Peringatan HKN ke-60, Pemkab Lamongan Klaim Program Kesehatan Laserku Jangkau 4.187 KK
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah memprediksi adanya curah hujan tinggi di Indonesia sebagai akibat dari fenomena La Nina. BMKG sejak bulan Oktober 2020 telah memprediksi bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada Januari hingga Februari 2021.
Namun, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Lamongan Moh. Nalikan mengklaim jika banjir Lamongan sudah membaik dibandingkan 10 tahun yang lalu, berkat berbagai upaya yang dilakukan.
“Sepuluh tahun yang lalu, genangan di Bengawan Jero bisa berbulan-bulan. Saat ini dengan berbagai upaya pembangunan infrastruktur Bengawan Jero, pengadaan pompa banjir, usaha memperlancar pembuangan ke laut dengan penggunaan Backhoe Amphibi untuk mempercepat pembersihan eceng gondok, lama genangan dapat dikurangi,” ungkapnya, Rabu (13/1/2021).
Baca Juga: Kepala DPMD Lamongan Sebut Keberadaan BUMDes Harus Libatkan Tokoh dan Masyarakat
Nalikan menambahkan bahwa saat ini empat pintu di Wangen telah dibuka secara maksimal, sehingga dapat mempercepat pembuangan air ke laut. Sebelumnya, empat pintu ini sempat terkendala masalah teknis sehingga tidak semuanya dapat dibuka.
Selain itu, juga telah disiapkan 19 pompa banjir dengan rincian 3 unit pompa dengan kapasitas 500 liter per detik dan 2 unit pompa dengan kapasitas 125 liter per detik di UPT Babat, 2 unit pompa kapasitas 1.000 liter per detik, 8 pompa kapasitas 500 liter per detik, dan 2 unit pompa kapasitas 250 liter per detik di UPT Kuro, ditambah 2 unit pompa dengan kapasitas 250 liter per detik di UPT Deket.
Di samping itu, komunikasi dan lobi intens kepada pemerintah pusat juga telah dilakukan, sehingga terbitlah Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
Baca Juga: Pimpin Apel Peringatan HSN 2024, Plh Bupati Lamongan Ajak Santri Warisi Nilai-Nilai Luhur
“Perpres ini salah satunya memberikan prioritas pembangunan penuntasan banjir di Bengawan Jero, namun karena adanya pandemi sehingga realisasi pembangunannya tertunda,” pungkasnya. (qom/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News