BANYUWANGI, BANGSAOLINE.com – Erupsi Gunung Raung menyebabkab banyak tanaman rusak. Tanaman yang rusak mulai dari komoditas padi, bawang, petai, cabai, mentimun, labu, buncis, terong, tomat hingga semangka.
"Tanaman yang rusak terutama jenis hortikultura di kantong-kantong pangan Banyuwangi tersebut," tutur Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan saat dikonfirmasi, Rabu (10/2).
Baca Juga: Panduan Lengkap Menuju Puncak Sejati, Gunung Raung: Transportasi, Biaya, dan Persyaratan
Dalam jangka pendek, terdapat dua dampak yang dirasakan sektor pertanian. Di satu sisi, produktivitas lahan akan turun akibat tingkat keasaman tanah (ph) yang turun karena adanya sebaran abu di tanah. Namun di sisi lain, abu vulkanik tersebut juga mengusir hama serangga maupun mematikan tanaman liar (gulma).
Meski demikian, dalam jangka panjang abu vulkanik itu akan meningkatkan tingkat kesuburan lahan. "Kita telah terjunkan Petugas Penyuluh Lapang (PPL) untuk memantau lahan secara rutin serta memberikan konsultasi dampak jangka pendek kepada petani. Tetapi pada umumnya para petani sudah paham apa yang harus dilakukan," lanjut Arief.
Hal ini seperti yang diakui oleh Suparman, seorang petani asal Desa Rowobayu, Kecamatan Songgon yang lahan sayur mayurnya rusak terkena abu. Ia mengaku hasil panennya turun drastis akibat paparan abu vulkanik.
Baca Juga: Kamis Pagi ini, Gunung Semeru Alami Erupsi Abu Vulkanik Setinggi 700 Meter
"Saya biasanya panen sawi 2 kuintal, tetapi sekarang tersisa 40 kilogram saja. Karena tanaman banyak yang layu terkena abu. Jadi membusuk," ujar Suparman pasrah.
Berkaca dari pengalaman turun temurun, Suparman bersama petani yang lain telah melakukan antisipasi.
"Tanaman kita lindungi dengan plastik bening yang dikaitkan ke bambu. Sehingga sinar matahari tetap masuk, tetapi debu tidak sampai menempel ke daun," ujar Suparman.
Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Letusan Awan Setinggi 800 Meter
Sebelumnya, erupsi Gunung Raung terjadi sejak 21 Januari 2021. Karena aktivitas vulkanologi yang meningkat, otoritas terkait menaikkan level Gunung Raung dari level I (normal) ke level II (Siaga).
Sempat menurun, aktivitas muntahan abu vulkanik kembali meningkat sejak Minggu (07/02) lalu. Tinggi muntahan abu vulkanik masih di kisaran 4.332 mdpl atau 1.000 meter dari puncak Gunung Raung.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), muntahan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Raung mencapai terpantau hingga 6.000 meter di atas permukaan laut (mdpl), atau sekitar 2.500 meter dari puncak gunung. (hei/ian)
Baca Juga: Berikut 5 Gunung dengan Pemandangan Terbaik di Jawa Timur, Referensi untuk Libur Lebaran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News