LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Gunung Semeru di Lumajang, kembali meletuskan awan panas pada Kamis (28/3/2024) sore.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Ghufron Alwi mengatakan, erupsi tersebut terjadi sekitar pukul 15.18 WIB.
Baca Juga: Dukung Kemajuan Mitigasi Bencana, ITS Gelar Simposium Internasional
Ia menyebut, Erupsi berupa awan panas Semeru, terekam di Seismograf dengan amplitudo maksimal 37 milimeter dengan durasi 27 menit.
"Telah terjadi erupsi Gunung Semeru pada tanggal 28 Maret 2024 pukul 15:18 WIB," kata Ghofron Alwi.
Ia juga menyampaikan secara visual gunung tertutup kabut, sehingga jarak luncur awan panas tidak dapat dipantau kasat mata.
Baca Juga: Rawan Terjadi Angin Puting Beliung, Pakar ITS Serukan Kesiapan Mitigasi Bencana
"Erupsi berupa awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui dikarenakan visual gunung tertutup kabut," terangnya.
Sementara, Kepala BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi menyebut Gunung Semeru masih tetap berada di level III atau Siaga.
Namun demikian, ia mengimbau agar warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Selain itu, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan, karena berisiko terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Patria juga menyebut, dalam radius 5 kilometer dari kawah Gunung Semeru, tidak dilakukan aktivitas karena rawan bahaya lontaran batu.
"Waspadai risiko awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," tambahnya.
Baca Juga: Pramuka Lumajang Buka Suara Usai Nama Baiknya Dicatut Thoriq Soal Pengelolaan Donasi Semeru
Ia juga mengimbau kepada para penambang pasir yang berada di aliran sungai, agar segera beranjak apabila cuaca sudah mendung. Sebab resiko banjir lahar hujan Gunung Semeru, bisa terjadi kapan saja, baik dengan intensitas kecil maupun besar.
"Bagi para penambang agar segera menepi jika cuaca mulai mendung, terlebih jika sirine sudah berbunyi untuk segera meninggalkan aliran sungai," pungkasnya. (rif)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News