KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Tragedi tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk semakin memacu semangat Panitia HPN 2021 PWI Kediri dan relawan pecinta alam yang tergabung dalam Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Hidup (ARPLH) Kediri, untuk menghijaukan Gunung Klotok.
Aksi penanaman ribuan pohon tersebut dimaksudkan sebagai antisipasi agar tidak terjadi tanah longsor. Mengingat kawasan Gunung Klotok yang berada di dua wilayah yaitu Kabupaten Kediri dan Kota Kediri berada di sebelah timur Gunung Wilis. Di mana di salah satu sisi yaitu Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, telah terjadi tanah longsor.
Baca Juga: Diingkari Ketua LMDH, Warga Satak Demo Lagi ke Kantor Kecamatan Puncu
Semula memang hanya 1.000 pohon yang disiapkan oleh Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Hidup. Namun, ada tambahan dari Perhutani sebanyak 1.000 pohon sehingga jumlahnya 2.000 pohon yang siap ditanam di kawasan Gunung Klotok.
Azis, Asper BKPH Kediri, Perhutani KPH Kediri mengatakan bahwa pohon sebanyak itu tentu tidak ditanam sekaligus. Tapi, akan ditanam secara berkelanjutan di sejumlah lahan kritis dan di area 22 mata air yang berada di kawasan Gunung Klotok.
"Kami sangat berterima kasih kepada PWI Kediri dan Aliansi Relawan Peduli Lingkungan Hidup Kediri yang akan melakukan aksi penanaman pohon di kawasan Gunung Klotok. Kami akan mendukung penuh acara tersebut," kata Aziz didampingi Suntoko, Mantri RPH Pojok saat mengecek lokasi rencana reboisasi di Gunung Klotok, Kamis (18/2).
Baca Juga: Peringati HUT Humas Polri, Polres Kediri Gelar Tasyakuran dan Santunan Anak Yatim
Menurut Azis, sampai saat ini memang terdapat 22 mata air di kawasan Gunung Klotok, khususnya di petak 134 B yang berada di wilayah Kota dan Kabupaten Kediri.
Keberadaan 22 sumber air di kawasan Gunung Klotok itu, sampai saat ini masih dalam keadaan baik, meski beberapa di antaranya debit air mulai berkurang.
Ke 22 sumber air tersebut, lanjut Aziz, adalah Kedung Druwo, Jati, Kembang, Mulyo Selotiban, Bendo, Pesing, Banteng, Clowok, Awar-Awar, Kajar, Srikumuyung/Penguripan, Jambe, Keloran, Dedehan (baru), Beji, Padas, Jambangan/Lo, Suko (tempat ditemukannya Patirtan), Sumber Secang (baru), Tretes, Ingas, dan Klampok (jambu alas).
Baca Juga: Warga Satak Kediri Bergejolak, Tuntut Hak Garap Tanah Perhutani
"Dari sejumlah mata air tersebut, yang dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari adalah Sumber Mulyo Selotiban, Desa Tiron, Banyakan, Srikumuyung, Ngesong, Mayaran, Kabupaten Kediri, Sumber Jambangan/Lo, Tretes dan Suko di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri," ujar Aziz. (uji/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News