Indonesia Gagal Rebut Hati Tesla? Dahlan Iskan: Tiongkok Investasi Rp 100 Triliun di Morowali

Indonesia Gagal Rebut Hati Tesla? Dahlan Iskan: Tiongkok Investasi Rp 100 Triliun di Morowali Dahlan Iskan. foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Tesla menjadi “rebutan” Indonesia dan . Isu yang beredar, Tesla justru memilih investasi di . Benarkah? Belum jelas juga.

Yang pasti, tulis Dahlan Iskan, Tesla telah membangun pabrik di Shanghai, Tiongkok. Pabrik yang sangat besar. “Bukan lagi pabrik atau mega-pabrik, tapi giga-pabrik. Saking besarnya,” tulis wartawan kondang itu.

Baca Juga: Dituding Murtad, Dahlan Iskan Jawab dengan Shalat

Wah, Indonesia gigit jari dong? Padahal kita punya terbesar.

Silakan simak tulisan Dahlan Iskan yang cukup menarik itu di Disway dan HARIAN BANGSA pagi ini, Kamis, 4 Maret 2021. Atau simak BANGSAONLINE.com yang juga menurunkan tulisan mantan menteri BUMN itu di bawah ini. Selamat membaca:

BEGITU ramai pemberitaan tentang Tesla. Entah benar, entah tidak. Yang batal investasi di Indonesia. Yang pilih pindah ke . Yang tidak jelas kapan Tesla janji ke Indonesia dan kapan janji pindah ke .

Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad

Yang jelas Indonesia memang mendekati Tesla. Agar mau tanam modal di Indonesia. Ada yang bilang untuk membangun pabrik mobil listrik. Ada juga yang bilang untuk membangun pabrik baterai saja. Tentu juga ada yang bilang dua-duanya. Sekaligus. Dari hulu ke hilir.

Akhirnya keluar penjelasan resmi dari pemerintah: Tesla belum bisa dikatakan batal investasi di Indonesia. Pertama, Tesla memang belum investasi. Apanya yang batal. Rencana pun belum. Kedua, Tesla itu juga belum investasi di . Apanya yang pindah.

Kelihatannya dan Indonesia memang sama-sama lagi merayu Tesla. Ini terkait dengan tren mobil listrik yang kian jelas sebagai masa depan. Bahkan masa depan yang sudah di depan mata. Yang proses perjalanan ke masa depan itu kini sudah berada di tipping point. Di Norwegia, penjualan mobil listrik sudah lebih besar dari mobil bensin.

Baca Juga: Tambah Wawasan soal Dunia Jurnalistik, Siswa SMA AWS Kunjungi Kantor HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE

Siapakah yang akan menang merebut hati Tesla? Indonesia atau ?

Yang sudah jelas menang adalah: Tiongkok.

Tesla sudah membangun pabrik di Shanghai. Bukan lagi pabrik atau mega-pabrik, tapi giga-pabrik. Saking besarnya.

Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana

Tiongkok bisa membantunya dengan cepat: satu tahun jadi. Januari lalu sudah produksi. Sudah pula ekspor ke Eropa. Lalu langsung diputuskan: membangun giga-pabrik lagi di sebelahnya. Pun targetnya sama: satu tahun jadi.

Dengan dua giga-pabrik di Shanghai tersebut tentu Tesla tidak mudah mengambil keputusan: apakah akan membangun pabrik mobil lagi di Indonesia. Apakah tidak ekspor saja dari Shanghai. Terutama kalau proses investasi di Indonesia tidak menarik. Dan terutama kalau insentif yang ditawarkan biasa-biasa saja.

Tapi Indonesia memang punya keunggulan tersendiri: punya yang sangat besar. Salah satu yang terbesar di dunia. Seperempat nikel dunia ada di Indonesia. Saingan kita adalah Australia dan Brazil.

Baca Juga: Dimeriahkan Puluhan Doorprize, Jalan Sehat HUT ke-10 BO dan Bazaar UMKM Diserbu Ribuan Warga

Anda sudah tahu di mana pusat nikel di Indonesia: Sulawesi Selatan-Tenggara-Tengah. Juga ada di pulau Halmahera ­–sepelemparan batu dari Morowali, kalau yang melempar Hulk atau Werkudoro.

Pemerintah sekarang sudah membuktikan bisa menarik investasi mega-raksasa ke Morowali di Sulawesi-Timur –begitulah nama provinsi baru yang sedang digagas beberapa pihak. Sekitar Rp 100 triliun ditanam di sana. Oleh perusahaan dari Tiongkok.

Morowali seperti disulap. Dari padang ilalang menjadi Lhokseumawe atau Bontang di masa keemasan gas masa lalu. Penambangan nikel dilakukan besar-besaran. Giga-pabrik smelter dibangun. Pelabuhan raksasa diada-adakan: modern pula. Crane-nya saja bisa mengangkat bahan baku satu tronton panjang sekali angkat.

Baca Juga: Ribuan Peserta Hadiri Jalan Sehat HUT ke-10 BANGSAONLINE

Nikel adalah salah satu bahan baku penting baterai lithium. Itulah yang ditawarkan Indonesia ke Tesla. Juga ke raksasa baterai Tiongkok dan Korea. Indonesia bisa diandalkan sebagai sumber bahan baku.

Tapi nikel –yang di Sulawesi Timur itu tadi– tidak ada hubungannya dengan baterai. Yang serba raksasa di Morowali itu hanya untuk bahan baku stainless steel –besi tahan karat.

Proses smelter yang di Morowali itu tidak bisa dimanfaatkan untuk industri baterai. Dibelokkan pun tidak bisa. Proses untuk membuat bahan baku baterai berbeda sama sekali dengan untuk membuat bahan baku besi antikarat.

Baca Juga: Gondol Ikan Lele Seberat 2,1 Kg, Warga Jetis Juara Lomba Mancing HUT ke-10 BO dan HUT Kemerdekaan RI

Maka untuk memproduksi bahan baku baterai diperlukan investasi baru. Mulai dari nol. Konsepnya 100 persen berbeda.

Maka kelihatannya pemerintah tidak akan menawarkan Sulawesi Timur. Saya memperkirakan pemerintah akan mendorong industri baterai itu di pulau Halmahera. Apalagi sudah ada pelabuhan besar di Halmahera Timur. Pelabuhan baru. Umurnya sudah 6 tahun tapi belum pernah dipakai. Lumayan. Bisa menghemat investasi.

Apakah Tesla mau masuk ke investasi sejak dari nol seperti itu?

Baca Juga: Jalan Sehat Satu Dekade BANGSAONLINE: Progress Pra-Acara, Lomba Mancing dan Respon Eri Cahyadi

Apakah akhirnya Tiongkok juga yang akan lebih berani menghadapi tantangan berat seperti itu?

Satu-satunya harapan pada Tesla adalah kalau proyek ''dinding power bank'' Tesla benar-benar dikembangkan. Yang uji cobanya sudah dilakukan di Australia: bagaimana dinding itu terbuat dari power bank saja. Yang bisa berfungsi sebagai dinding tapi juga sebagai penyimpan listrik. Listrik dari sinar matahari disimpan di dinding power bank itu. Untuk digunakan malam hari.

Masa depan power bank –kalau berhasil bisa hemat– akan mengubah sistem kelistrikan dunia.

Dan itu berarti memerlukan banyak bahan baku nikel. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Setahun Tak Ada Kabar, Korban Longsor di Desa Ngetos Nganjuk Tagih Janji Relokasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO