TUBAN, BANGSAONLINE.com - Jalan Lingkar Selatan (JLS) belum resmi beroperasi meski Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah meresmikan tiga ruas jalan, Sabtu (20/3) kemarin. Tiga ruas jalan yang diresmikan Khofifah di JLS adalah Jalan KH. Hasyim Asy'ari, Jalan KH. Abdul Wahab Hasbullah, dan Jalan Tonny Koeswoyo.
Orang nomor satu di Jatim itu hanya sebatas menyematkan nama jalan untuk menghindari terjadinya penyebutan nama jalan yang sembarangan oleh masyarakat.
Baca Juga: Rektor IIKNU Tuban Pastikan Kesiapan Lulusan Profesi Bidan dan Ners
"Kemarin Ibu Gubernur itu hanya meresmikan nama jalannya saja, bukan peresmian jalan," ujar Plt. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tuban, Gunadi kepada BANGSAONLINE.com, Minggu (21/3/2021).
Gunadi menambahkan, meskipun telah tersambung kedua ujungnya, pengoperasian JLS tersebut masih memerlukan waktu cukup panjang, karena harus melewati beberapa tahap dan harus lolos uji layak publik. Di samping itu, pembangunan fisik jalan juga harus benar-benar selesai seluruhnya.
"Untuk pengoperasiannya masih harus melewati uji layak fungsi. Setelah dinyatakan layak baru bisa diresmikan," imbuhnya.
Baca Juga: Warga Enggan Dievakuasi, Dandim Tuban Siagakan Prajurit TNI Bantu Warga Terdampak Banjir
Meski demikian, masyarakat sudah bisa memanfaatkan jalan sepanjang 19 kilometer itu untuk menunjang aktivitas mereka. Namun, warga harus ekstra berhati-hati saat melintas karena belum dibuka secara resmi. Sehingga sarana dan prasarana belum tersedia sepenuhnya.
Untuk itu, pihaknya telah memasang beberapa rambu-rambu lalu lintas yang ditempatkan di lokasi padat dan rawan terjadinya kecelakaan. Hal itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sementara ini dioperasikan secara terbatas, kendaraan bertonase sedang yang boleh melintas. Kondisi jalan sudah bisa difungsikan, mulai rambu-rambu sudah terpasang," katanya.
Baca Juga: Hakim PN Tuban Vonis Penebang Kayu Jati Milik Perhutani 10 Bulan dan Denda Rp500 Juta
Sekadar informasi, pembangunan jalan yang digadang-gadang mampu mengurai kepadatan jalur dalam kota itu menelan anggaran sekitar Rp 300 miliar untuk pembebasan lahan dan pembangunan fisik jalan selebar 32 meter.
Dengan rincian, pembebasan lahan sekitar Rp 152 miliar, pembangunan tahap satu sepanjang 5,7 kilometer menelan anggaran senilai Rp 70 miliar. Dilanjutkan tahap dua sepanjang 6,68 kilometer dengan anggaran Rp 72 miliar. (gun/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News